10
sampai 2005 yang diberitakan di berbagai media massa online menggambarkan kondisi
keamanan pangan di Indonesia, Menurut korordinator Kelompok Pemerhati Keamanan
dan Mutu Produk Pangan (KPKMPP), Dr. Ir. Endang. S. Rahayu, MS, terdapat jumlah
peningkatan kasus keracunan selama tiga tahun terakhir sampai tahun 2005, dan
sebagian besar kasus keracunan tersebut diduga disebabkan oleh mikroorganisme,
terutama bakteri patogen.
Hasil penelitian tersebut menemukan bahwa 18 kasus keracunan sebanyak 83,3 %
disebabkan oleh bakteri patogen. Begitu pula dengan tahun 2004 dan 2005 yang
menyebutkan bahwa 60 % dari 41 kasus keracunan dan 72,2 % dari 53 kasus keracunan
disebabkan karena mikroorganisme, dan lagi-lagi karena bakteri patogen. Dari hasil
penyelidikan tersebut menyimpulkan bahwa sebagian besar kasus keracunan ebrsumber
dari industri jasa boga, pengolahan rumah tangga yang diolah secara massal, yang
termasuk pula makanan jajanan. Makanan yang disajikan tidak begitu diperhatikan
kebersihannya dan kurang higienis.
Kebanyakan dari para pedagang jajanan juga menyajikan dagangannya tanpa mencuci
tangan terlebih dahulu, padahal tidak ada yang tahu sebelum memegang makanan
tersebut mereka sudah memegang apa saja. Begitu pula dengan barang dagangannya
yang sering tidak tertutup rapat, sehingga debu dan timbal dari kendaraan berasap dapat
dengan bebas mencemari makanan dan minuman tersebut.
Konsumsi makanan yang tercemar menimbulkan resiko penyakit tifus yang disebabkan
oleh kuman bernama Salmonella typi yang hidup di air, tanah kerin, dan tempat
pembuangan sampah. Penyakit lain yang dapat timbul karena konsumsi makanan yang
kurang higienis adalah cacingan. Telur-telur cacing biasanya terdapat di kuku para
penjual jajanan gado-gado, rujak, buah dingin, soto, bakso, karedok, ketoprak, dan lain-
lain. Jenis-jenis cacing ini adalah cacing kremi, cacing tambang, cacing gelang, cacing
cambuk, dan lainnya yang masuk ke makanan melalui tangan pedagang karena mereka
tidak mencuci tangan dengan bersih setelah buang air besar. Para penderita cacingan,
termasuk orang dewasa biasanya tidak akan mengetahuinya sebelum melakukan
pemeriksaan laboratorium tinja. Pada anak sekolah, penyakit cacingan dapat
mengakibatkan penyakit anemia (kurang darah).
2.1.1.3 Bahaya Kesalahan Proses Pengolahan Makanan
Menyantap gorengan di pimggiran seperti ubi, tempe, tahu, bakwan, tahu, singkong, dan
lainnya sudah menjadi kebiasaan bagi banyak orang, tak terkecuali pada anak-anak.
Menurut peneliti dari jurusan kimia lingkungan, Universitas Stockhlom, Swedia
bernama Eden Tareke, dkk menyatakan hasil penelitiannya berjudul Analysis od
Acrylamide, a Carsinogen Formed in Heated Foodstuffs yang dimuat pada majalah
ilmiah Agricultural and Food Chemistry edisi Juli 2002 menunjukan bahwa makanan
yang kaya karbohidrat seperti kentang yang mengalami penggorengan dapat merangsang
pembentukan senyawa karsinogenik yang dapat memicu penyakit kanker bernama
akrilamida.
|