18
1)
Budaya organisasi.
2)
Sikap karyawan.
3)
Struktur organisasi.
4)
Kurangnya rencana strategis untuk sistem CRM.
5)
Kurangnya objektif dan tujuan kuantitatif .
6)
Kurangnya integrasi dalam unit bisnis yang strategis.
7)
Kurangnya program kinerja matriks
Sistem CRM bisa dikatakan berhadapan dengan kelompok besar dari para
pemegang kepentingan (stakeholder) dengan kebutuhan yang lebih beragam
daripada sistem bisnis lainnya. Kelompok stakeholder
dirasa menyulitkan
organisasi untuk mempengaruhi banyak aspek seperti budaya, psikologis, dan
perubahan struktur yang dibutuhkan untuk implementasi sistem CRM yang
sukses. Eksekutif khawatir tentang sistem upah, manajer khawatir tentang proses
implementasi CRM, dan pelanggan khawatir akan privasi. Semua orang khawatir
akan mempelajari sistem sambil melakukan aktifitas atau kegiatan sehari-hari
mereka.
2.10
Menurut Chaffey
(2011,p486) e-CRM
adalah menggunakan teknologi
komunikasi digital untuk memaksimalkan penjualan terhadap pelanggan yang
sudah ada dan mendorong pemakaian online service secara berkelanjutan.
|