selama fugue. Ciri
lain dari
fugue adalah individu tidak menyadari sesuatu yang
hilang dan menggunakan
sesuatu yang baru (suatu identitas baru) secara tepat.
2.3.3
Gangguan Depersonalisasi
Menurut
Semiun
(2007:396)
gangguan
depersonalisasi
adalah
suatu
ganguan
yang
menyebabkan
penderita kehilangan atau
distorsi
diri
yang
sifatnya
sementara atau
terjadi
sekali-kali.
Individu
yang
mengalami
gangguan
ini merasa
seolah-olah
ukuran
kaki dan tangan mereka berubah, seolah-olah mereka bertindak secara mekanik,
seolah-olah
mereka
berada
dalam
mimpi,
atau
seolah-olah
mereka
keluar
dari
tubuh
mereka
dan
melihat
diri
mereka
dari
kejauhan.
Menurut
Sheila
(2008:291)
gangguan
depersonalisasi
adalah
gangguan
dengan
gejala individu
memiliki
perasaan
yang
menetap dan berulang bahwa dirinya terpisah dari tubuhnya.
Sedangkan
menurut
Zulkaida
(2004:4)
gangguan
depersonalisasi
adalah
gangguan
dengan
adanya
perubahan
dalam
persepsi
atau
pengalaman
individu
mengenai
dirinya.
Individu
merasa
asing
terhadap
diri
dan
sekelilingnya
dan
cukup
menggangu
dalam
fungsi
dirinya.
Individu
juga
merasa
perasaan atau
pengalamannya
terlepas
dari dirinya,
jauh dan itu bukan dirinya.
Menurut
Davison
dan Neale
dalam
Fausiah
dan
Widury
(2008:47-48)
gangguan
depersonalisasi
ditandai
dengan
adanya
perubahan
persepsi
yang
terjadi
secara
berulang
atau
menetap
tentang
diri
(self)
sendiri,
dimana
mereka
untuk
sementara
waktu merasakan
hilangnya
keyakinan
bahwa mereka merupakan
individu
yang
nyata.
Individu
dengan
gangguan
depersonalisasi
dapat
berpikir
bahwa
dirinya
adalah
robot,
merasa
bahwa
dirinya
sedang
bermimpi
atau
terpisah
dari
tubuh
mereka,
merasa
melihat
diri
mereka
dari kejauhan
atau
menonton
diri
mereka sendiri
dalam
suatu
film.
Depersonalisasi berbeda
dengan
derealisasi, dimana
|