Home Start Back Next End
  
47
2.7.2.
Pengaruh Televisi
Kehadiran televisi dapat meningkatkan status sosial pemiliknya. Di pedesaan,
televisi telah
membentuk jaringan-jaringan interaksi sosial
yang baru. Pemilik televisi
sekarang menjadi pusat jaringan sosial, yang menghimpun di sekitarnya tetangga dan
penduduk desa seideologi. Televisi telah menjadi sarana untuk menciptaka hubungan
patron-client” yang baru (Suparlan, 1979).
Televisi juga menyebabkan penjadwalan kembali jadwal sehari-hari. Dalam
penelitian tentang efek televisi pada masyarakat, Rusdi Muchtar (1979) melaporkan
bahwa sebelum televisi
ada, orang biasanya pergi tidur
malam sekitar pukul delapan dan
bangun
pagi
sekali
karena
harus
berangkat
kerja
ke
tempat
yang
jauh.
Setelah
televisi
ada, banyak di antara mereka yang sering
menonton televisi sampai malam. Hal ini
menunjukkan bahwa televisi telah mengubah kegiatan penduduk desa.
Hal ini tidak hanya terjadi di Indonesia. Schramm, Lyle, dan Parker (1961)
menunjukkan dengan cermat bagaimana kehadiran televisi telah mengurangi waktu
bermain,
tidur,
membaca,
dan
menonton
film pada
sebuah
kota
di
Amerika
(mereka
menyebutnya “Teletown”). Penelitian yang sama telah dilakukan di Inggris (Himmelweit
et al., 1958), Norwegia (Werner, 1971), dan Jepang (Furu, 1971). Semuanya
menunjukkan
gejala
yang disebut Joyce Cramond (1976) sebagai “displacement effects
(efek
alihan)
yang
ia
definisikan
sebagai
“the
reorganization
of
activities
which
takes
place
with
the
introduction
of
television; some
activities
may
be
cut
down
and
others
abandoned
entirely
to
make
time for
viewing”,
atau
yang
berarti
reorganisasi
kegiatan
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter