Home Start Back Next End
  
61
Menurut
Gerbner,
rata-rata
pemirsa
menonton
televisi
empat
jam sehari,
pemirsa
berat bahkan lebih lama lagi. Gerbner menyatakan bahwa bagi pemirsa “berat”, televisi
pada
akikatnya
memonopoli
dan
memasukkan
sumber-sumber informasi, gagasan, dan
kesadaran   lain.   Dampak   dari   semua   keterbukaan   ke   pesan-pesan   yang   sama
menghasilkan apa yang oleh para peneliti ini disebut kultivasi, atau pengajaran
pandangan bersama tentang dunia sekitar, peran-peran bersama, dan nilai-nilai bersama.
Bagi
para
pemirsa
berat
televisi,
apa
yang
terjadi
pada
televisi
itulah
yang
terjadi
di
dunia sungguhan. (Nurudin, 2007: 166)
Gerbner mengemukakan alasan yang menjelaskan bagaimana kultivasi dapat
terjadi
yang
menurutnya
disebebkan
oleh
dua
hal.
Dengan
kata
lain,
proses
kultiasi
terjadi dalam dua cara
yang terdiri atas mainstreaming dan resonansi. (Morissan, 2005:
106)
Dengan menggunakan kalimat lain oleh West dan Turner (2007), mainstreaming
dapat didefinisikan sebagai; “the tendency for heavy viewers to perceive a similar
culturally dominant reality to that pictured on the media for heavy viewers to perceive a
similar
culuturally
dominant
reality
to
that
pictured
on the media although this differs
from actual reality” 
(West &
Turner, 2007: 281-282),
yang berarti kecendrungan bagi
pemirsa berat
untuk
menerima suatu realitas budaya dominan
yang sama dengan realitas
yang  digambarkan  media,  walaupun  realitas  yang  digambarkan  media  tidak  sama
dengan
yang
sebenarnya.
Jadi,
proses mainstreaming
bias
diartikan
sebagai
proses
mengikuti arus utama yang terjadi ketika berbagai simbol, informasi, dan ide yang
ditayangkan TV mendominasi atau mengalahkan simbol, informasi, dan ide yang berasal
dari sumber lain.
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter