52
Seberapa kuat motivasi yang dimiliki individu akan banyak menentukan terhadap
kualitas
perilaku
yang
ditampilkannya,
baik dalam
konteks
belajar,
bekerja
maupun
dalam kehidupan
lainnya..
Kajian
tentang
motivasi
telah
sejak
lama
memiliki
daya
tarik tersendiri bagi kalangan pendidik, manajer, dan peneliti, terutama
dikaitkan
dengan kepentingan upaya pencapaian kinerja (prestasi) seseorang. Dalam konteks
studi psikologi, Abin Syamsuddin Makmun (2003) mengemukakan bahwa untuk
memahami
motivasi
individu
dapat
dilihat
dari beberapa
indikator,
diantaranya:
(1)
durasi kegiatan;
(2)
frekuensi kegiatan;
(3) persistensi pada kegiatan; (4) ketabahan,
keuletan
dan
kemampuan
dalam
mengahadapi
rintangan
dan
kesulitan;
(5)
devosi
dan
pengorbanan
untuk
mencapai
tujuan;
(6)
tingkat
aspirasi yang
hendak
dicapai
dengan kegiatan yang dilakukan; (7) tingkat kualifikasi prestasi atau produk (out put)
yang dicapai dari kegiatan yang dilakukan; (8) arah sikap terhadap sasaran kegiatan.
2.2.2.1 Teori Abraham H. Maslow (Teori Kebutuhan)
Teori
motivasi
yang
dikembangkan
oleh Abraham H.
Maslow
pada
intinya
berkisar
pada
pendapat
bahwa
manusia mempunyai
lima
tingkat
atau
hierarki
kebutuhan,
yaitu
:
(1) kebutuhan
fisiologikal (physiological needs), seperti
:
rasa
lapar,
haus,
istirahat
dan
sex;
(2)
kebutuhan
rasa
aman
(safety
needs),
tidak
dalam arti
fisik semata,
akan tetapi
juga
mental, psikologikal dan
intelektual; (3)
kebutuhan akan kasih sayang (love needs); (4) kebutuhan akan harga diri (esteem
needs),
yang pada
umumnya tercermin dalam berbagai simbol-simbol status; dan
(5)
aktualisasi
diri
(self
actualization),
dalam
arti
tersedianya
kesempatan
bagi
|