53
seseorang
untuk
mengembangkan potensi
yang
terdapat dalam dirinya sehingga
berubah menjadi kemampuan nyata.
Kebutuhan-kebutuhan yang disebut pertama
(fisiologis) dan kedua
(keamanan)
kadang-kadang
diklasifikasikan dengan
cara
lain,
misalnya
dengan
menggolongkannya sebagai kebutuhan primer, sedangkan yang lainnya dikenal
pula
dengan
klasifikasi
kebutuhan
sekunder.
Terlepas dari
cara
membuat
klasifikasi kebutuhan manusia itu, yang jelas adalah
bahwa
sifat,
jenis
dan
intensitas kebutuhan manusia berbeda satu orang dengan yang lainnya karena
manusia
merupakan
individu
yang
unik. Juga jelas bahwa kebutuhan manusia itu
tidak hanya bersifat materi, akan tetapi bersifat pskologikal, mental, intelektual
dan bahkan juga spiritual.
Menarik pula untuk dicatat bahwa dengan makin banyaknya organisasi yang
tumbuh dan berkembang di masyarakat dan makin mendalamnya pemahaman
tentang
unsur
manusia
dalam kehidupan
organisasional,
teori
klasik
Maslow
semakin
dipergunakan,
bahkan
dikatakan mengalami
koreksi.
Penyempurnaan
atau koreksi tersebut terutama diarahkan pada konsep hierarki kebutuhan
yang
dikemukakan
oleh
Maslow.
Istilah
hierarki
dapat
diartikan sebagai
tingkatan.
Atau
secara
analogi
berarti
anak
tangga.
Logikanya
ialah bahwa
menaiki suatu tangga berarti dimulai dengan anak tangga yang pertama, kedua,
ketiga dan seterusnya. Jika konsep tersebut diaplikasikan pada pemuasan
kebutuhan manusia, berarti seseorang tidak akan berusaha memuaskan
kebutuhan
tingkat
kedua,-
dalam
hal
ini
keamanan-
sebelum
kebutuhan
tingkat
|