23
from a
physical (number of
persons in
a
given space) or
from psychological perspective
(perceived
crowding) (Noone dan Mattila, 2009).
Dalam
konteks
ritel
tingkat
perceived
crowding
yang
dirasakan
oleh
konsumen,
dapat
mempengaruhi
keputusan
konsumen
dalam berbelanja,
seperti
halnya
juga
pada
kepuasaan pada aktivitas berbelanja (Eroglu dan Machleit, 1990; Eroglu et al, 2005; Machleit
et ,al,
1994).
Para
pelanggan
potensial dapat
memberikan
respon yang
tidak
sesuai
dengan apa
yang
direncanakan
oleh
pihak
retailer,
seperti
menghabiskan
uang
lebih
sedikit
daripada
yang
telah direncanakan atau
meninggalkan
toko tanpa
melakukan
pembelian apabila
perceived crowding
yang
dirasakan
tinggi
(Harrel,
1980).
Efek
negatif
dari
perceived
crowding juga ditunjukkan dalam
bidang jasa lainnya, misalnya restoran
dan bank (Hui dan
Bateson, 1990,1991).
Whiting
(2009),
menyatakan
ada
beberapa
macam
sikap
yang
diambil
oleh
konsumen menghadapi ©®owding
yang terjadi di dalam toko:
a. Tetap berbelanja
b. Berpikir rasional
c.
Menghindari crowding
d. Meninggalkan toko
Dianggap berjejal adalah hasil dari fisik, sosial, dan pribadi faktor yang peka individu
untuk aktual atau
potensial permasalahan
yang timbul
dari angkasa langka (Stokols,
1972).
Ketika
jumlah
orang,
benda,
atau keduanya,
dalam
ruang terbatas
(disebut
sebagai
kepadatan) membatasi atau mengganggu dengan 'individu kegiatan dan pencapaian sasaran,
peserta akan melihat bahwa lingkungan ramai. Persepsi
terhadap kesesakan adalah individu
di alam; dua pembeli yang berbeda di toko yang sama mungkin merasakan berbagai tingkat
crowding tergantung pada individu karakteristik
dan kendala situasional.
Persepsi ritel
|