Home Start Back Next End
  
26
Impulse buying atau pembelian tidak terencana me®upakan
bentuk lain pola
pembelian
konsumen.
Sehingga
menurut
Rook
(1998),
impulse buying
dapat
disimpulkan
sebagai
pembelian
yang
terjadi
ketika konsumen
tiba-tiba
mengalami
keinginan yang kuat dan kokoh untuk membeli sesuatu secepatnya.
Tiap
aktivitas
yang
dilakukan
konsumen dalam
proses
keputusan pembelian
pasti  terdapat  motivasi  yang  berbeda  mendasari  (  Kotler,  2006:174  ).  Motivasi
belanja
dalam
diri
konsumen
dibedakan
menjadi
dua
(
Sheth,
1983:
Kim,
2006),
yaitu utilitarian shopping motivation dan hedonic shopping motivation.
Impulse buying
atau dapat juga
disebut sebagai pembelian tidak terencana
adalah sebuah
proses
yang
terjadi ketika
konsumen
mengalami
suatu
keadaan
dimana
tiba-tiba ada dorongan
yang mendesak untuk segera melakukan pembelian
suatu
barang yang
konsumen
tidak dapat
menolaknya
(Solomon,
2007).
Namun
impulse buying tidak sama dengan
compulsive buying. Impulse buying itu membeli
tanpa
perencanaan
yang biasanya terjadi akibat terpengaruh oleh lingkungan sekitar
pada
saat
pembelian,
entah
itu
karena
pengaruh
tata
letak
penempatan
produk
(yang
mudah dilihat
dan diraih),
kemasan
produk
(menarik),
potongan
harga,
dan
sebagainya.
Sedangkan
compulsive buying lebih
mengarah
kepada
penyakit,
atau
yang sering disebut sebagai compulsive
shopping
disorder (CSD).
Compulsive
berarti
melakukan
sesuatu
berulang-ulang
(dalam hal
ini
belanja
terus-menerus)
untuk
mengatasi perasaan cemas, depresi, bosan,
dan sebagainya. Istilah sehari-harinya
compulsive
buying
sering
juga
disebut
dengan
shopaholic, yang
menekankan
persamaan kecanduan seperti
yang
terjadi pada alkohol (alcoholi©)
atau obat-obatan
terlarang. (Solomon, 2007).
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter