17
Profesionalisme
sangat
ditentukan oleh
kemampuan
seseorang dalam
melakukan
suatu
pekerjaan
menurut
bidang
tugas
dan tingkatannya
masing
–
masing.Hasil
dari
pekerjaan
itu
ditinjau
dari
segala
segi sesuai
porsi,
objek,
bersifat
terus
–
menerus
dalam
situasi
dan
kondisi
yang
bagaimana
pun
serta
jangka
waktu
penyelesaian
pekerjaan
yang
relatif singkat (Suit Almasdi, 2000, p.99).
Hal
diatas
dipertegas
kembali
oleh
Thoha
(2000,
p.1),
bahwa
untuk
mempertahankan
kehidupan
dan
kedinamisan
organisasi,
setiap
organisasi
mau
tidak
mau
harus adaktif
terhadap perubahan organisasi.Birokrasi
yang mampu
bersaing
dimasa
mendatang adalah birokrasi yang memiliki
sumber daya manusia berbasis pengetahuan
dengan memiliki berbagai ketrampilan dan keahlian.
2.1.2.8 Ciri- Ciri Profesionalisme
Sebagaimana disampaikan oleh Tjiptoherijanto (2000,
p.39), yang mengatakan
bahwa
profesionalisme
terlihat
dari
kompetensi
yang terwujud
pada
kapasitas
yang
dimiliki
oleh seseorang yang meliputi dimensi :
1. Keahlian dan Keterampilan (Skill)
2. Pengetahuan (Knowledge), dan
3. Perilaku (Behavior)
Hasil
kerja
profesional
selalu
memuaskan
orang
lain
dan
mempunyai
nilai
tambah
yang
tinggi.
Profesionalisme
selalu
dikaitkan
dengan
efisiensi dan
keberhasilannya,
dan
menjadi
sumber
bagi
peningkatan
produksi,
pertumbuhan,
kemakmuran,
dan kesejahteraan
baik dari individu pemilik profesi maupun masyarakat lingkungannya.
Menurut
Poerwopoespito
dan
Utomo
(2000,
p.266),
mengatakan
bahwa
profesionalisme
berarti
faham
yang
menempatkan
profesi
sebagai
titik
perhatian
utama
dalam
hidup
seseorang.
Orang
yang
menganut
faham
profesionalisme
selalu menunjukkan
sikap profesional dalam bekerja dan dalam keseharian hidupnya.
|