41
Berdasarkan teori
Maslow
kebutuhan
yang
tidak
terpuaskan adalah motivator
utama
dari perilaku,
dan kebutuhan yang berada pada level terendah dari hierarki akan didahulukan
sebelum level yang lebih tinggi
diwaktu
tertentu, bagaimanapun, hanya satu jenis kebutuhan
yang memotivasi terjadinya
perilaku, dan hal ini tidak mungkin melompati level tertentu.
Setelah seorang
individu
memuaskan satu
jenis kebutuhannya,
ia akan mencoba
untuk
memuaskan
kebutuhan
pada
level
berikutnya
dalam
hierarki,
dan
level
ini
akan
menjadi
fokus motivasi.
Dengan
menspesifikasi
kebutuhan
yang
berkontribusi
pada
motivasi,
teori
Maslow
membantu manager menentukan apa yang akan memotivasi seorang karyawan. Pelajaran
yang
sederhana
namun
penting
dari
teori
Maslow
adalah
karyawan
berbeda
beda
dalam
kebutuhannya dan mencoba memuaskannya ditempat kerja, dan apa yang memotivasi
seorang karyawan mungkin tidak memotivasi yang lainnya. Hal yang dapat kita simpulkan
adalah untuk
memperoleh
pekerja yang
termotivasi,
manager
harus
mengidentifikasi
kebutuhan manakah
yang sedang
dicari untuk
dipuaskan seorang karyawan ditempat kerja,
dan
setelah kebutuhan
kebutuhan itu
dipenuhi,
manager harus
memastikan
bahwa
kebutuhan
tersebut
tepenuhi
jika
karyawan
tersebut
menunjukkan
perilaku-
perilaku
tersebut.
2.1.4.5
Hubungan Motivasi dan Kinerja
Menurut
George and
Jones (2005, p. 177),
kinerja adalah evaluasi dari hasil
perilaku
seseorang,
termasuk
menetukan seberapa
baik atau
buruk seseorang
menyelesaikan
pekerjaannya.
Motivasi
adalah
salah
satu
faktor diantara
banyak
faktor
yang
berkontribusi
terhadap kinerja karyawan.
Kesimpulannya,
karena
motivasi
hanya
satu
dari
beberapa faktor
yang dapat
mempengaruhi
kinerja,
maka
motivasi yang
tinggi
tidak
selalu
menghasilkan kinerja
yang
tinggi.Sebaliknya,
kinerja
yang
tinggi
tidak
menunjukkan
bahwa
motivasi
tinggi,
karyawan
|