34
sama. Secara umum, perusahan harus menghindari pada sasaran
yang No Loyalty
karena sulit untuk membentuk mereka menjadi
pelanggan yang loyal sehingga akan sulit meningkatkan kekuatan
finansial perusahaan.
2.
Inertia Loyalty
Biasanya terbentuk
dari rendahnya level ikatan emosional yang
terlibat (relative attachment) dengan tingginya pengulangan
mengkonsumsi (repeat purchase). Pelanggan mengkonsumsi karena
kebiasaan.
Faktor situasional dan tanpa sikap mempengaruhi dalam
mengambil keputusan mengkonsumsi sehingga mudah untuk
berpaling pada produk atau jasa perusahaan pesaing.Jika perusahaan
dapat meningkatkan diferensiasi produk atau jasa yang positif dan
pembinaan hubungan dengan pelanggan, ada kemungkinan untuk
membentuk pelanggan Inertia Loyalty menjadi lebih cepat.
3.
Latent Loyalty
Terjadi karena tingginya level ikatan emosional yang terlibat (relative
attachment) dengan rendahnya pengulangan mengkonsumsi (repeat
purchase). Faktor situasional lebih menentukan dalam pengulangan
konsumsi dibandingkan dengan pengaruh sikap.Dengan memahami
faktor situasional yang mempengaruhi Latent Loyalty, perubahan
dapat merancang strategi untuk menjadikan mereka pelanggan yang
lebih loyal.
|