22
tidak mengharuskan penggunaan keigo, serta posisi sang mahasiswa sebagai pihak soto
dan shita, serta penggunaan keigo
yang beruntun, menciptakan efek meninggikan diri
sang nyonya bangsawan dan membuat sang mahasiswa menjadi rendah diri (1990,
hal.
92-93)
2.4 Teori Efek Penggunaan Keigo
Keigo
digunakan untuk menyatakan
rasa hormat (Tsujimura, 1991,
hal. 4). Akan
tetapi, efek yang ditimbulkan oleh penggunaan keigo bervariasi dari berangkat dari efek
awalnya yang adalah untuk menimbulkan rasa hormat. Efek tersebut timbul tergantung
dari lawan bicara dan situasi serta kondisi saat keigo
tersebut digunakan. Misalnya,
penggunaan banyak bentuk keigo
secara beruntun, yang mungkin secara situasi tidak
perlu digunakan, terhadap orang yang lebih rendah posisinya, justru menimbulkan efek
meninggikan posisi petutur sendiri sebagai pengguna keigo, serta membuat posisi lawan
bicara menjadi lebih rendah. Keigo
memiliki sifat khusus semacam ini. (Kubota, 1990,
hal. 92-94)
Hirabayashi dan Hama (1992,
hal. 3-4) membagi efek penggunaan
keigo
menjadi
lima bagian sebagai berikut
1. Efek meninggikan
Digunakan untuk
menunjukkan
perasaan
meninggikan
pada
orang yang status dan
posisinya lebih tinggi, yang umurnya lebih tua, guru dan orang-orang yang kita
hormati.
2. Efek formal sebagai sopan santun dalam pergaulan
Memunculkan efek formal
dalam
kondisi ketika
rapat, kondisi semacam ketika
sedang duduk semeja dan melakukan pembicaraan dengan orang yang lebih tinggi.
|