Komponen Sikap
Banaji dan Heiphetz, dalam Bernstein (2010), menjelaskan tiga
komponen sikap yang saling menunjang satu sama lain. Pertama, komponen
kognisi. Komponen kognisi mencakup penerimaan informasi yang ditangkap
oleh panca indera, yang kemudian diproses dan dipersepsikan, dibandingkan
dengan data / informasi yang telah dimiliki, diklasifikasikan, lalu disimpan
dalam ingatan dan digunakan dalam merespon rangsangan.
Sarwono dan Meinarno (2009) menambahkan bahwa komponen
kognisi berisi pemikiran, ide-ide, maupun pendapat yang berkenaan dengan
objek sikap. Pemikiran tersebut meliputi hal-hal yang diketahui individu
mengenai objek sikap, dapat berupa keyakinan atau tanggapan, kesan,
atribusi, dan penilaian terhadap objek sikap.
Kedua, komponen afeksi berhubungan dengan perasaan atau emosi
individu yang berupa senang atau tidak senang terhadap objek sikap.
Ketiga, komponen konasi yang merujuk kepada kecenderungan
tindakan atau respon individu terhadap objek sikap yang berasal dari masa
lalu. Respon yang dimaksud dapat berupa tindakan yang dapat diamati dan
dapat berupa niat atau intensi untuk melakukan perbuatan tertentu
sehubungan dengan objek sikap (Sarwono dan Meinarno, 2009).
Haddock & Maio (2005), menjelaskan bahwa komponen afeksi dan
kognisi memegang peranan paling penting dalam pembentukan sikap.
Berbeda dengan komponen afeksi dan kognisi, perilaku sebagai komponen
|