telekomunikasi
yang dipilih
di Malaysia, menghasilkan hipotesis bahwa
semua
dimensi
EI
(Emotional Intelligent) secara signifikan terkait dengan
kepemimpinan
yang efektif.
Studi ini menemukan
bahwa dimensi
Emotional Intelligent mampu
mempengaruhi
kepemimpinan yang efektif
(Samad
dan
Sarmina,
2009). Penelitian
mengenai efektivitas kepemimpinan selalu
dilengkapi dengan tipe pemimpin yang
efektif menurut masing-masing peneliti tergantung dari dimensi yang mereka ukur.
Daniel Goleman (2007) mengelompokkan keenam tipe kepemimpinan tersebut
ke dalam dua kelompok. Kelompok pertama adalah tipe kepemimpinan yang mampu
menciptakan suasana kerja yang resonan atau dalam hal ini adalah mereka yang
mampu memberikan iklim kerja yang positif bagi perusahaan.tipe kepemimpinan
yang masuk ke dalam kelompok resonan yaitu : pemimpin visioner (visionary),
Afiliatif (Affiliative), Demokratis (Democratic), Pembimbing (Coaching), sedangkan
untuk
kelompok kedua Goleman menyebutnya sebagai disonan, yaitu mereka yang
hanya membuat kacau iklim perusahaan saja, karena membawa dampak negatif
bagi perusahaan, tipe kepemimpinannya terdiri dari penentu kecepatan (Pacesetting)
Memerintah(Commanding)
Menurut Goleman (2007), bukan berarti kedua tipe yang disebut sebagai
disonan tersebut tidak efektif, hanya saja tidak cukup efektif untuk jangka waktu yang
lama, sedangkan untuk yang gaya resonan juga demikian. Kedua tipe tersebut,
disonan ataupun resonan dapat
menjadi efektif bila digunakan sesuai pada kondisi
dan waktu yang tepat ketika menghadapi bawahan. Goleman mengungkapkan untuk
dapat menjadi seorang pemimpin yang efektif harus memiliki paling tidak 2 tipe
kepemimpinan yang terdiri dari masing-masing disonan dan resonan, agar seimbang
dan tentu perlu disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang dihadapi. Dan setiap
kita tidak mungkin memakai tipe yang sama untuk beragam situasi.
|