Home Start Back Next End
  
22
Perancangan pasif menekankan pada kondisi iklim setempat,
dengan mempertimbangkan: Konfigurasi bentuk bangunan dan
perencanaan tapak, Orientasi bentuk bangunan (fasad utama dan
bukaan), Desain fasade (termasuk jendela, lokasi, ukuran dan detail),
Perangkat penahan radiasi matahari (misalkan sunshading
pada fasad
dan jendela), Perangkat pasif siang hari, Warna dan bentuk selubung
bangunan, Tanaman vertikal, serta Angin dan ventilasi alami.
Menurut sebuah artikel di Alpensteel.com Perancangan pasif
merupakan cara penghematan energi melalui pemanfaatan energi
matahari secara pasif, yaitu tanpa mengonversikan energi matahari
menjadi energi listrik. Rancangan pasif lebih mengandalkan kemampuan
arsitek bagaimana rancangan bangunan dengan sendirinya mampu
“mengantisipasi” permasalahan iklim luar, dengan mengandalkan
kemampuan perancang untuk mengantasi fluktuasi iklim luar melalui
solusi arsitektural.
Perancangan suatu bangunan yang sadar energi, menurut Ken
Yeang dalam bukunya. The Green Skyscraper
(Yeang, 2000),
menyatakan bahwa terdapat beberapa parameter yang menjadi konsep
dasar desain sadar energi, yaitu:
1.
Kenyamanan Thermal
Bagaimana bangunan dapat mengontrol perolehan sinar
matahari sesuai dengan
kebutuhannya. Bangunan yang berada pada
iklim dingin harus mampu menerima
radiasi matahari yang cukup
untuk pemanasan, sedangkan bangunan yang berada
pada
iklim
panas, harus mampu mencegah radiasi matahari secukupnya untuk
pendinginan.
2.
Kenyamanan Visual
Membahas mengenai bagaimana bangunan dapat mengontrol
perolehan cahaya matahari (penerangan) sesuai dengan
kebutuhannya. 
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter