![]() 23
3.
Kontrol Lingkungan Pasif
Dilakukan untuk mencapai kenyamanan thermal maupun
visual dengan memanfaatkan
seluruh potensi iklim setempat yang
dikontrol dengan elemen
elemen bangunan
(atap, dinding, lantai,
pintu, jendela, aksesoris, lansekap) yang dirancang tanpa
menggunakan energi (listrik).
4.
Kontrol Lingkungan Aktif
Dilakukan untuk mencapai kenyamanan thermal dan visual
dengan memanfaatkan potensi iklim yang ada dan dirancang dengan
bantuan teknologi maupun instrumen
yang menggunakan energi
(listrik).
5.
Kontrol Lingkungan Hibrid
Dilakukan
untuk mencapai kenyamanan thermal maupun
visual dengan kombinasi pasif dan aktif untuk memperoleh kinerja
bangunan yang maksimal.
II.2.3
Iklim dan Kenyamanan Thermal
Kondisi iklim setempat menjadi tantangan dalam perancangan
bangunan, Wilayah DKI Jakarta termasuk daerah tropis lembab, menurut
hasil pengamatan BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan
Geofisika) sepanjang tahun 2009 menyebutkan secara umum suhu Kota
Jakarta, beriklim panas dengan rata rata suhu maksimum 34.2°C pada
siang hari dan suhu minimum udara berkisar 23.7°C pada malam hari
dengan suhu udara rata-rata berkisar 28.5°C seperti terlihat dalam tabel.
Pada perancangan di daerah beriklim tropis,
yang
memanfaatkan
potensi iklim seperti di Jakarta terdapat 4 faktor yang mempengaruhi
perancangan yang yaitu:
Radiasi panas matahari
Kecepatan Angin
Kelembaban
Curah Hujan
|