![]() 7
campuran es. Es krim ala Italia inilah yang kemudian menyebar ke seluruh penjuru
Eropa.
Di Amerika, es krim baru populer pada abad ke-19 seiring dengan penemuan
mesin pembuat es krim
khusus untuk memenuhi permintaan rakyat Amerika yang
tinggi terhadap es krim.
Di Indonesia, es krim dibawa oleh Belanda. Es krim pada awalnya dikonsumsi
di Iced Cream Saloon
di kota-kota besar, seperti Jakarta, Bogor, Bandung,
Semarang, Surabaya, Malang, Medan, dan sebagainya. Yang dapat mengonsumsi es
krim hanyalah orang-orang Belanda dan sebagian kecil masyarakat Indonesia.
Karena iri melihat sinyo dan noni Belanda mengonsumsi es krim dengan lezatnya,
rakyat Indonesia tidak kehilangan akal untuk berkreasi. Rakyat Indonesia mengganti
bahan dasar es krim berupa susu, yang pada saat itu sangat mahal, dengan santan.
Santan yang terbuat dari kelapa ini banyak sekali terdapat di Indonesia,
kemudian
diolah menjadi es krim. Caranya, santan diaduk di dalam ember kayu, dengan
campuran es dan garam selama 6-8 jam. Es krim santan ini kemudian dikreasikan
dengan tambahan rasa lokal, seperti kelapa, kopyor, nangka, alpukat,
ketan hitam,
dan lain-lain.
2.3.1
Manfaat Es Krim
Kandungan kalsium pada es krim
bermanfaat untuk menjaga kepadatan
massa tulang, pencegahan osteoporosis, kanker, serta hipertensi.
Bergizi tinggi dan tidak membuat gemuk.
Es krim
memang mengandung
lemak, terutama lemak jenuh. Hal itu menyebabkan banyak orang
menghindari es krim
karena takut gemuk. Padahal, kontribusi energi es
krim
per takaran saji (satu cangkir) hanya sekitar 10% dari total
kebutuhan energi dan kontribusi lemaknya sekitar 15% dari total
kebutuhan lemak per hari. Jumlah tersebut termasuk kecil, sehingga
kurang tepat jika es krim
dituduh sebagai penyebab kegemukan atau
obesitas.
Tidak Menyebabkan Pilek. Es Krim
bukan penyebab batuk dan pilek.
Sebab, ketika masuk ke mulut, es krim
dengan segera akan meleleh.
Pelelehan es krim
dengan cepat dipacu oleh pengaruh suhu tubuh,
sehingga saat es krim
masuk ke kerongkongan suhunya sudah tidak
sedingin air es.
Anti-tumor dan HIV. 25%-30% kandungan es krim
adalah susu. Susu
tersusun dari Laktoferin, yang memiliki peran sebagai zat pertahanan
tubuh non-spesifik terhadap patogen. Laktoferin juga memiliki aktivitas
Antiviral, terutama terhadap cytomegalovirus, influenza, dan HIV.
|