![]() 18
Hal ini memengaruhi keterangsangan, tahap afektif, dan kognisi. Variabel
yang termasuk dalam kategori pertama meliputi frustasi, bentuk serangan
tertentu dari orang lain, pemaparan terhadap tingkah laku agresif orang lain,
munculnya objek yang diasosiasikan dengan agresi (seperti senjata), dan segala
hal yang dapat membuat individu merasa tidak nyaman. Pada kategori kedua,
meliputi trait yang mendorong individu untuk melakukan agresi, sikap dan belief
tertentu terhadap kekerasan, nilai mengenai kekerasan, dan keterampilan
spesifik yang terkait pada agresi.
Variabel situasional dan individual tersebut kemudian dapat menimbulkan
agresi yang terbuka (overt) melalui pengaruh dari tiga proses dasar. Yaitu,
keterangsangan (variabel yang dapat meningkatkan keterangsangan fisiologis
dan antusiasme, keadaan afektif (variabel yang dapat membangkitkan emosi
negatif), dan kognisi (variabel yang dapat membuat inidividu memiliki pemikiran
kebencian atau membawa ingatan kebencian atau permusuhan dalam pikiran)
(Baron & Byrne, 2005).
Gambar 2.2 General Affective Aggression Model (GAAM).
*Sumber Baron & Byrne (2005). Psikologi Sosial. Jakarta: Erlangga.
Variabel input
Provokasi
Frustasi
Pemaparan terhadap model agresif
Tanda yang berhubungan dengan agresi
Penyebab dari afek tidak nyaman/negatif
Afektivitas negatif
Trait mudah marah
Belief mengenai agresi
Nilai-nilai proagresi
Pola tingkah laku tipe A
Keterangsangan
Agresi
Kognisi agresif
Keadaan afektif
|