Home Start Back Next End
  
20
pada korelasi, jika ayah tidak hadir, maka resiko munculnya perilaku agresi
menjadi meningkat.
Selain keluarga, lingkungan sosial juga dapat menjadi model untuk ditiru.
Kelompok masyarakat yang sering melakukan tindakan kejahatan cenderung
memberikan model pembelajaran bagi orang lain untuk melakukan tindakan
agresif yang serupa. Suatu penelitian remaja yang dilakukan oleh Bingenheiner
dkk pada tahun 2005 di Chicago menyatakan bahwa remaja yang sama-sama
memiliki resiko menghadapi kekerasan dan  pernah melihat kekerasan senjata
memiliki resiko ganda untuk melakukan kekerasan juga (dalam Myers, 2012). 
Individu mempelajari respon agresi dengan mengalami dan mengamati
model yang mencontohkan untuk berbuat agresi (Myers, 2012). Tindakan agresi
tersebut dimotivasi oleh berbagai pengalaman yang tidak menyenangkan
(afersive) seperti frustasi, sedih, dan penghinaan yang diterimanya. Pengalaman
tertentu membangkitkan emosional. Namun keputusan untuk bertindak agresi
atau tidak bergantung pada konsekuensi yang diperkirakan (Bandura, 1979,
dalam Myers, 2012).
2.2.3
Macam-macam Agresi
Strube dkk (dalam Baron & Byrne, 2005), menyatakan bahwa jenis agresi
terbagi dua, diantaranya ialah:
1.
Hostile Aggression
Hostile aggression
atau agresi rasa benci ini bertujuan untuk melakukan
kekerasan pada korbannya. Cenderung bersifat reaktif yang terjadi
sebagai jawaban atas tantangan, rasa nyeri, ancaman, atau kekecewaan
(Bailey, dalam Mangunwibawa, 2004). Selain itu, situasi yang tidak
menyenangkan dapat memicu agresi dengan memancing pikiran benci,
rasa benci, dan keterbangkitan fisik. Sehingga individu cenderung
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter