Home Start Back Next End
  
12
Selain itu, pelaku hiperseksual sering melakukan tindakan seperti masturbasi (onani),
melakukan tindakan pornografi, melakukan sesuatu yang berkaitan dengan seksual
melalui dunia maya (cybersex), melakukan pembicaraan yang berkaitan dengan seksual
di telepon (telephone sex), melakukan tindakan seksual melalui jalur klub seperti
prostitusi, melakukan adegan seksual di kelab malam (striptease), dan sebagainya. 
Pada definisi awal dikategorikan untuk semua jenis kelamin. Akan tetapi, Kartono
(2009:hal.242) mengatakan hanya wanita saja yang masuk dalam kategori pelaku
hiperseksual.
Secara psikologis, penyebab hiperseksual antara lain, yaitu: 
1.
Kekurangan kasih sayang dan kehangatan emosional pada masa kanak-kanak,
sehingga gadis atau wanita tersebut selalu merasa memiliki nafsu terhadap cinta
dan seks.
2.
Ada perasaan “sexual lag behind”, yaitu merasa selalu kekurangan atau
ketinggalan dalam pengalaman seks di masa remaja atau di masa muda, yang
perlu dikejar sekarang pada usia dewasa. 
3.
Selalu diliputi oleh ketegangan-ketegangan emosional yang ingin disalurkan
dalam  bentuk relasi seks tanpa terkendali. 
4.
Timbulnya keinginan-keinginan rasional untuk dipuja-puja dan dicintai oleh
banyak pria. Ada perasaan cinta terhadap diri sendiri yang ekstrim yang tidak
wajar. 
5.
Sebagai kompensasi pembalasan dendam terhadap ayah sendiri yang dibencinya,
atau terhadap pria dari mantan kekasihnya yang tidak setia. (Kartono, 2009:242)
2.3. Konsep Kazoku
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter