yang lebih baik. Kondisi ini, memungkinkan karyawan menhadapai permasalahan
baru yang akan muncul selanjutnya. Oleh karena itu, setelah memberikan
pengarahan, manajer harus memerankan gaya menjual dengan mengajukan
beberapa alternatif pemecahan masalah. Pada gaya ini, pemimpin dituntut
menghabiskan waktu mendengarkan dan menasihati, dan membantu karyawan
untuk memperoleh keterampilan yang diperlukan melalui metode pembinaan.
3. Partisipasi (participating)
Perilaku kepemimpinan partisipasi, adalah respon manajer yang harus diperankan
ketika tingkat kemampuan karyawan berapa pada level yang baik akan tetapi tidak
memiliki kemauan untuk melakukan tanggung jawab, karena ketidakmauan atau
ketidakyakinan mereka untuk melakukan tugas/tanggung jawab seringkali
disebabkan karena kurang keyakinan. Hal ini bisa dikarenakan rendahnya etos
kerja atau ketidakyakinan mereka untuk melakukan tugas/tangung jawab. Dalam
kasus seperti ini pemimpin perlu membuka komunikasi dua arah dan secara aktif
mendengarkan mendukung usaha usaha yang dilakukan para bawahan.
3.
Delegasikan (delegating)
Selanjutnya, untuk tingkat karyawan dengan kemampuan dan kemauan yang tinggi,
maka gaya kepemimpinan yang sesuai adalah gaya delegasi. Dengan gaya delegasi
ini pimpinan sedikit memberi pengarahan maupun dukungan, karena dianggap
sudah mampu dan mau melaksanakan tugas/tanggungjawabnya. Mereka
diperkenankan untuk melaksanakan sendiri dan memutuskan tentang bagaimana,
|