Home Start Back Next End
  
22
Peneliti
imperialisme
budaya
memang
lebih
menekankan
diri pada unsur-unsur
makro.
Morley
juga
mengkritik
model
awal imperialisme
budaya
karena
hanya
mempertimbangkan
secara
ekslusif
arus komunikasi
internasional
searah
dari
Amerika
ke seluruh
belahan
dunia
lain.
Contoh
nyata
saat
ini,
banyak
terdapat
counter
flow
eksporter
program
televisi
dari berbagai
belahan
dunia
(Badruddin,2006:77).
2.1.8 Memahami Budaya Populer
Secara
umum,
budaya
populer
atau
sering
disingkat
budaya
pop
merupakan
budaya
yang ringan,
menyenangkan,
trendi,
banyak
disukai
dan cepat
berganti.
Menilik
dari sejarahnya,
kehadiran
budaya
populer
tidak
dapat
terlepaskan
dari
perkembangan
pembangunan
pada
abad
ke-19
dan
abad
ke
-20.
Pada abad
ke-19,
pembangunan
aspek
media
massa,
khususnya
surat
kabar
dan
novel
menjadikan
jarak
yang
terpisah
antara
suatu
masyarakat
di
belahan
dunia
yang
berbeda
dapat
mengakses
trend
kultur,
tidak
terhambat
oleh jarak.
Memasuki
abad ke-20,
penemuan
radio,
televisi
dan komputer
semakin
mempercepat
penyebaran
trend
kultur dari belahan dunia yang satu ke belahan dunia lain.
Budaya
populer
sebelum
masa
industri
disebut
juga sebagai
budaya
yang
berasal
dari
budaya
rakyat
(folk
culture).
Ia mengangkat
masalah
ini
melalui
pendekatan
yang
beranggapan
bahwa budaya
pop adalah sessuatu
yang
diterapkan
pada 
”rakyat” 
dari 
atas. 
Budaya 
pop 
adalah 
budaya 
otentik 
”rakyat” 
yang
kemudian 
berkembang 
menjadi 
sebuah 
budaya 
yang 
populer 
di  tengah
masyarakat.  
Namun,
seiring
perkembangan
kajian
mengenai
budaya
pop dan
terciptanya
masyarakat
industri,
terjadi pergeseran
makna terhadap
budaya pop.
Budaya 
pop 
kini 
dipandang 
sebagai 
budaya 
massa. 
Budaya 
massa  acapkali
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter