30
pandangan
ini
tidak
dapat
menjelaskan
mengapa
terdapat
banyak
jenis
subkultur
dan mengapa orang-orang
memilih
jenis subkultur tertentu (Sosang,2009:29)
Tidak
dipungkiri,
kebanyakan
dari kita
menganggap
dan
mengidentikkan
subkultur
dengan
suatu
kegiatan
yang sifatnya
negatif.
Geng
motor,
musik
underground, anak
jalanan dan
perilaku amoral lainnya. Padahal, kalaulah kita
tahu
dan
sadar
akan
arti
dan
tujuan
kata
tersebut
dialamatkan,
maka
kita
akan
sadar
dengan
sendirinya
bahwa
subkultur
tidak
selalu
ditujukan
untuk
hal yang
negatif. Pesantren
barangkali
salah satu subkultur
yang nyata dan jelas juga
berkesan
positif.
Pesantren
yang
dimaksud
adalah
pesantren
yang
kiai
dan
sistem
pendidikannya
tidak
mengacu
pada
sistem
pendidikan
nasional.
Contoh
lain selain
pesantren
adalah
klub/komunitas
pecinta
sepeda
motor
yang
mewadahi
para
pecinta
atau
pengendara sepeda
motor
ke
arah
yang
lebih
positif,
subkultur
anime
yang
mewadahi
para
pecinta
komik
atau
korea
lovers
yang
merupakan
subkultur
penggemar
hiburan Korea.
Konsep
subkultur
merupakan
hal yang
berdaya
mobilitas
mengkonstitusi
obyeknya
dari studi.
Hal
ini
merupakan
suatu
istilah
klasifikatori
yang
mencoba
memetakan
dunia sosial
didalam
suatu
tindakan
terhadap
representasi.
Keakuratan
sub
kultur
bukan
pada
sejauh
mana
mampu
berfungsi
dalam
pemakaiannya.
Kata
Sub bermakna sebagai istilah dan menunjukkan pembedaan dengan jelas arus
utama budaya dominan dalam masyarakat. Dengan kata lain, sub kultur
dimaksudkan agar bagian masyarakat tertentu mampu memaknai hidup secara
baru
sehingga
dapat
menikmati
kesadaran
menjadi
yang
lain dalam
perbedaan
terhadap budaya dominan masyarakat.
Dalam
suatu
subkultur,
identitas
kultural
menjadi
suatu
cerminan
dari
suatu
kelompok
walaupun
kita
tidak
bisa
memungkiri
dalam
suatu
kelompok
itu
|