Home Start Back Next End
  
32
‘perakitan’,
subkultur-subkultur
mengambil
berbagai
komoditas
yang secara
komersial
tersedia
untuk
tujuan
dan
makna
subkultur
itu sendiri.
Produk-produk
dipadukan
atau
diubah
dengan
cara yang
tidak
diniatkan
oleh
produsennya;
komoditas 
diartikulasikan   kembali 
untuk 
menghasilkan   makna-makna
oposisional. 
Contoh-contoh 
seperti 
komunitas 
Teddy 
Boys 
yang 
mengenakan
Jaket
Savile
Row
Edwardian,
komunitas
mod yang
mengenakan
setelan
Italia.
(Storey,2007:152).  
Seperti  
halnya  
komunitas  
di   atas,  
Korea  
Lovers  
juga
merupakan
sebuah
komunitas
yang
memiliki
ciri khas
tersendiri
dengan
menunjukkan
identitas
ke-Korea-an
mereka,
baik melalui
pakaian,
cara mereka
bicara
maupun
pernak-pernik
yang dapat
memperkuat
identitas
mereka
sebagai
penggemar budaya pop Korea.
Judith
K. Martin
dan
Thomas
K. Nakayama
mengatakan
terdapat
tiga
perspektif 
tentang 
identitas 
yaitu:  perspektif 
psikologi 
sosial, 
perspektif
komunikasi
dan persfektif
kritis.
Dalam
kasus
pembentukan
identitas
dari para
penggemar
budaya
pop Korea,
untuk
menganalisis
pada
skala
mikro
yaitu
pada
tataran individu,
peneliti
menggunakan
perspektif
komunikasi
dimana
proses
avowal
dan
ascription
merupakan
hal
yang
penting.
Seorang
penggemar
budaya
pop  Korea  bisa  saja  melakukan  avowal tentang  identitas  dirinya,  namun  jika
proses
ascription
dari
orang
lain
di
lingkungannya 
itu
bertentangan
dengan
apa
yang
digambarkan
oleh
dirinya,
seorang
penggemar
budaya
pop Korea
yang
termasuk
dalam
dominant
reader
akan
menarik
diri dari
lingkungan
sosialnya
dan
lebih
memilih
mencari
teman
bermain
atau
masuk
dalam kelompok
yang akan
melakukan 
ascription 
yang 
sesuai 
dengan 
avowalnya.
Sementara 
penggemar
budaya
pop Korea
yang
termasuk
negotiated
reader
mungkin
akan
menegosiasikannya  
dan 
akan   menyesuaikan   identitas   kulturalnya   ke 
dalam
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter