40
teks
tersebut.
Pada
sejumlah
kasus,
saya
memasukkan
reaksi-reaksi
mereka
ke
dalam teks, tetapi ketika
ini tidak terjadi secara langsung
dan eksplisit,
haruslah
dipahami
bahwa
teks
ini
ada
dalam
dialog
aktif
dengan
komunitas
penggemar
tersebut.(Storey,2003:159-160)
Penelitian
Jenkins
ini bertujuan
untuk
menentang
stereotip
negatif
mengenai
penggemar
sebagai
sosok-sosok
yang menggelikan
atau
memprihatinkan serta
mendorong satu
kesadaran yang
lebih
besar
akan
kekayaan
budaya
penggemar.
Kajian
ini dapat
dijadikan
rujukan
untuk
meningkatkan pengetahuan akademis mengenai budaya penggemar serta
menjadi
sebuah
penegasan
bahwa
kaum
akademisi
bisa belajar
dari
budaya
penggemar.
Melalui
berbagai
penelitian
yang
telah
dilakukan
selama
ini
oleh
Jenkins,
ia menyimpulkan
tiga
ciri
utama
yang
menandai
pemberian
makna
budaya
penggemar
dalam
teks-teks
media:
pertama,
cara
penggemar
menarik
teks
mendekati ranah
pengalaman hidup
mereka.
Pembacaan penggemar
dicirikan oleh sebuah intensitas keterlibatan intelektual dan emosional.
Pembaca
tidak
ditarik
ke dalam
dunia
fiksi
yang
belum
ditetapkan,
tetapi
sebaliknya
ditarik
ke dalam
suatu
dunia
yang
telah
dia
ciptakan
dari
materi-
materi
tekstual.
Hanya
dengan
mengintegritasikan
isi media
kembali
dalam
kehidupan
sehari-hari
mereka,
hanya dengan
keterlibatan
yang karib
dengan
makna
dan
materinya,
para
penggemar
bisa
mengonsumsi
fiksi dan
menjadikannya
sebagai sumber daya yang aktif.
Kedua,
peran
yang
dimainkan melalui
pembacaan kembali
dalam
budaya
penggemar.
Penggemar
tidak sekedar
membaca
teks,
mereka
senantiasa
membaca
kembali
teks-teks
itu.
Pembacaan
kembali
atas
teks-teks
dapat
|