43
dibuat secara respons atas teks media profesional mengenai kelompok
penggemar (Storey,2003:162).
Berbicara
mengenai
kelompok
penggemar,
bukan hanya mengenai
komunitas-komunitas
kumpulan pembaca
teks
yang antusias,
lebih daripada
itu,
budaya
penggemar
juga
berkenaan
dengan
produksi
budaya.
Mereka
me
re-cycle
teks
yang
dikonsumsinya
dengan
berbagai
cara.
Misalnya
saja
melalui
karya
fiksi
yang
terinspirasi
dari berbagai
teks yang
telah
mereka
konsumsi,
membuat
video-video
musik
di
mana
citra
dari
program
favorit
menjadi
semacam panduan, atau bahkan membuat fanzine.
Menurut
Jenkins,
kelompok
penggemar
merupakan
suatu
ruang yang
didefinisikan
berdasarkan
penolakannya
atas nilai
dan praktik
biasa,
perayaannya
atas emosi
yang
digeluti
secara
mendalam
dan
kesenangan
yang
direngkuh
dengan
penuh
gairah.
Eksistensi
kelompok
penggemar
itu sendiri
merepresentasikan
kritik terhadap
bentuk-bentuk
konvensional
budaya
konsumen
(Storey,2003:166).
Jenkins
menemukan
cara
kelompok
penggemar
memberdayakan
diri
mereka
yaitu
dengan
jalan
perjuangan
untuk
menciptakan
sebuah
budaya
partisipatoris
dari kekuatan-kekuatan
yang
mengubah
banyak
orang menjadi penonton.
Komunitas
kelompok
penggemar
menurut
Jenkins
berjuang
untuk
menentang
tuntutan
terhadap
yang
biasa
dan sehari-hari.
Sementara
berbagai
subkultur
kaum
muda
mendefinisikan
diri mereka
bertentangan dengan orang tua
dan
budaya-budaya dominan, komunitas
kelompok
penggemar
menempatkan
diri sebagai
beroposisi
dengan
pasivitas
budaya sehari-hari dari praktik
biasa.
|