Home Start Back Next End
  
45
Dalam
arus
kultur
kontemporer,
gaya
hidup
memegang
peranan
penting
dalam
membangun
eksistensi
manusia
yang
hidup
dalam
kultur
tersebut.
Gaya
hidup  dianggap  sebagai 
cerminan  identitas  diri  seseorang  atau  sekelompok
orang.
Gaya
hidup
dalam
arus
kultur
kontemporer
ini
kemudian
memunculkan
dua
hal yang
sama
dan
sekaligus
berbeda,
yaitu
alternatif
dan
diferensiasi.
Alternatif
lebih
bermakna
resistensi
atau perlawanan
terhadap
arus budaya
mainstream   sedangkan   diferensiasi   mengikuti 
arus 
mainstream.   Alternatif
adalah   sebuah   bentuk   resistensi   untuk 
tidak   mengikuti   arus 
kapitalisme
sedangkan 
Diferensiasi 
adalah 
suatu 
pilihan 
untuk 
membuat 
diri 
berbeda
dengan 
mengonsumsi 
barang-barang 
yang  ditawarkan 
pemegang
modal/kapitalis.
Penggunaan   waktu 
luang 
dan 
konsumsi 
atas 
barang 
dan 
jasa 
dapat
dikatakan
sebagai
sebuah
parameter
untuk
melihat
gaya
hidup.
Pola
konsumsi
tersebut   jelas 
lahir 
dari 
suatu 
ekspansi   besar 
dari 
ideologi   kapitalisme.
Kapitalisme
menaruh
cengkeramannya
di berbagai
aspek
kehidupan,
seakan
menemukan 
bentuk 
manifestasi 
yang  sangat 
mantap 
pada  budaya
mengonsumsi.
Masyarakat
seolah-olah
dibuat
butuh
oleh kapitalisme
untuk
mengikuti
pola
konsumsi
suatu
benda
atau
jasa. Kesadaran
masyarakat
sengaja
diracuni demi mencetak dollar bagi kelompok tertentu (Putra,2006:53).
Menurut
Marxis,
sifat produksi
dalam
sistem
kapitalisme
tidak
semata
komoditi
dianggap
sebagai
benda
guna
(use
value),
akan
tetapi
sebagai
objek
yang
mengandung 
kekuatan
daya
pesona
tertentu
dan
membentuk
pencitraan
diri
melalui
penciptaan
icon,
yang
memberikan
status
tertentu
pada
orang
yang
memakainya.
Itulah
yang terjadi
pada pengaruh
budaya
Korea,
menjadikan
produk massal yang menyihir
berbagai
pihak untuk menjadikan
pesona budaya
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter