33
kekuatan keuangan masing-masing. Tantangan adalah menghindari membidik
sebanyak mungkin orang-orang seperti ini dan lebih memilih pelanggan yang
loyalitasnya dapat dikembangkan.
b.
Loyalitas yang lemah (inertia loyalty)
Keterkaiatan yang rendah digabungkan dengan pembelian berulang uang
tinggi
menghasilkan
loyalitas
yang
lemah
(inertia loyality).Pelanggan
membeli
karena
kebiasaan.
Dengan
kata lain,
faktor
non
sikap dan faktor
situasi merupakan alasan utama membeli. Pembeli ini merasakan tingkat
kepuasan tertentu dengan perusahaan atau minimal tiada ketidakpuasan yang
nyata.Loyalitas jenis
ini paling
umum terjadi pada produk
yang sering dibeli
sehingga
para
pembeli
rentan
beralih ke produk pesaing yang dapat
menunjukkan
manfaat
yang
jelas. Memungkinkan
bagi
perusahaan
untuk
mengubah loyalitas lemah ke dalam bentuk loyalitas yang lebih tinggi secara
aktif mendekati pelanggan dan meningkatkan diferensiasi positif di benak
pelanggan mengenai produk/jasa dibandingkan denga produk lain.
c. Loyalitas tersembunyi (latent loyalty)
Tingkat preferensi uang relatif tinggi digabung dengan tingkat pembelian
berulang yang rendah menunjukkan loyalitas tersembunyi (latent loyalty).
Pelanggan yang memiliki loyalitas ini lebih terpengaruh dari situasi dan
bukan sikap yang menentukan pembelian berulang.
d. Loyalitas premium (premium loyalty)
Ini
adalah
jenis
loyalitas
yang
paling dapat
ditingkatkan.Terjadi
apabila
ada
tingkat keterkaitan yang tinggi dan tingkat pembelian berulang yang juga
tinggi.Ini juga
merupakan jenis
loyalitas
yang disukai
untuk semua
|