Home Start Back Next End
  
Aronson, Wilson, & Akert, 2007; Cialdini & Goldstein, dalam Aronson, Wilson, & Akert,
2007; Deutsch & Gerard, dalam Aronson, Wilson, & Akert, 2007, dalam Aronson, Wilson,
& Akert, 2007).
Dari sanalah mulai muncul istilah private acceptance, di mana hal itu terjadi ketika
seseorang menyesuaikan perilakunya dengan perilaku orang
lain karena yakin apa yang
dilakukan orang tersebut benar (Aronson, Wilson, &
Akert, 2007). Hal ini juga terkait
dengan public compliance
di mana orang akan konform pada orang
lain tanpa
mempercayai sepenuhnya apa yang orang itu lakukan atau katakan.
Ada beberapa situasi di mana yang menyebabkan
individu melakukan konformitas
menurut Aronson, Wilson, dan Akert (2007), yaitu :
1.
Situasi yang ambigu.
Ambigu saat individu tidak tahu bagaimana harus merespon dengan situasi
yang dihadapinya, maka individu tersebut akan terbuka terhadap pengaruh
dari individu lain. Semakin ambigu situasi yang dihadapi, individu akan
semakin bergantung pada oranglain (Allen, Aronson, Wilson, & Akert, 2007;
Renfrow & Gosling, dalam Aronson, Wilson, &
Akert, 2007; Tesser,
Campbell, & Mickler, dalam Aronson, Wilson, & Akert, 2007; Walther dkk
dalam Aronson, Wilson, & Akert, 2007).
2.
Situasi yang gawat.
Situasi yang gawat akan membuat seseorang bertindak tidak rasional. Selain
itu, orang akan lebih cepat panik, dan membutuhkan keputusan akan apa yang
harus dilakukannya, dengan cepat. Untuk itu, biasanya dalam situasi yang
krisis, orang akan melihat bagaimana kebanyakan orang berperilaku.
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter