Home Start Back Next End
  
3.
Ada individu yang lebih ahli.
Bagaimanapun situasi yang dihadapi individu tersebut, apakah ambigu atau
situasi yang gawat, individu akan lebih percaya pada individu lain yang lebih
berpengalaman dalam situasi tersebut (Allison dalam Aronson, Wilson, &
Akert, 2007; Cialdini & Trost dalam Aronson, Wilson, & Akert, 2007).
2.2.2.2 Normative Social Influence
Alasan lain konformitas dapat terjadi adalah
individu yang bersangkutan ingin
diterima oleh kelompoknya. Hal ini disebut sebagai normative
social influence.
Individu
melakukan konformitas pada aturan, kepercayaan serta nilai-nilai yang dianut oleh
kelompok tersebut agar dapat diterima dalam kelompoknya. Aturan, kepercayaan, nilai-
nilai terebut disebut dengan norma sosial (Aronson, Wilson, & Akert, 2007).
Normative social influence seringkali terjadi dalam kehidupan sehari-hari, misalnya
cara berpakaian. Walaupun hanya sebagian kecil dari individu yang sangat tertarik pada
fashion, sebenarnya setiap orang cenderung memakai pakaian yang saat itu sedang menjadi
trend. Selain itu, normative social influence
juga mempengaruhi kebiasaan, hobi, serta
bentuk tubuh individu (Aronson, Wilson, & Akert, 2007).
Tidak setiap saat individu konform dengan isu yang sedang terjadi. Ada saatnya
individu tidak konform terhadap hal yang sedang menjadi topik. Social Impact Theory
menjelaskan hal ini (Bibb Latane, dalam Aronson, Wilson, & Akert, 2007). Menurut teori
ini, ada 3 situasi di mana mempengaruhi seseorang untuk konform :
1.
Strength
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter