4.
Temperamen yang tinggi, mudah marah, sulit untuk menaati peraturan.
5.
Terlihat tangguh,
kasar,
dan menunjukkan empati yang sedikit dengan
korbannya.
6.
Tidak cemas atau merasa sangat percaya diri.
7.
Suka melanggar peraturan, menunjukkan agresivitas pada orangtua atau guru,
sering mengelak pada situasi yang sulit.
8.
Melakukan tindakan-tindakan yang terkait dengan perilaku anti sosial
termasuk mencuri, merusak barang oranglain, dan mabuk-mabukkan.
9.
Mendapat dukungan dari teman-teman sekelasnya, setidaknya beberapa dari
mereka.
10.
Mempunyai nilai akademis yang rata-rata, di atas, atau di bawah rata-rata saat
Sekolah Dasar dan mungkin mempunyai nilai akademis yang lebih buruk saat
Sekolah Menengah Pertama dan mulai melakukan perilaku negatif di sekolah.
2.1.3.2 Korban bully
Suatu penelitian yang dikemukakan oleh Borg (1999) dan kawan-kawannya
mengupas hal-hal mengenai korban bully (Harris & Petrie, 2003), antara lain:
1.
Korban bully cenderung rajin dalam hal akademis daripada pelaku.
2.
Korban bully
menganggap alasan ia mendapat perilaku bully
adalah karena
nilai akademis yang bagus.
3.
Korban bully lebih mudah cemas daripada teman-teman sebayanya.
4.
Pengurangan jumlah korban bully seiring kenaikan tingkat kelas.
|