Di
dalam
masyarakat
Indonesia
dewasa
ini
muncul
banyak
kritikan
baik
dari
praktisi
pendidikan
maupun
dari kalangan
pengamat
pendidikan
mengenai
pendidikan
nasional
yang tidak mempunyai
arah yang
jelas. Dunia
pendidikan
sekarang
ini bukan
merupakan
pemersatu
bangsa
tetapi
merupakan
suatu ajang
pertikaian
dan persemaian
manusia-manusia
yang
berdiri
sendiri
dalam
arti
yang
sempit,
mementingkan
diri
dan
kelompok.
Menurut
H.A.R.
Tilaar,
hal
tersebut
disebabkan
adanya
dua
kekuatan
besar
yaitu kekuatan politik dan kekuatan ekonomi.
1. Kekuatan Politik
:
Pendidikan
masuk
dalam
subordinasi
dari
kekuatan-kekuatan
politik
praktis,
yang
berarti
pendidikan
telah
dimasukkan
ke
dalam
perebutan
kekuasaan
partai-partai
politik,
untuk
kepentingan
kekuatan
golongannya.
Pandangan
politik
ditentukan
oleh
dua
paradigma yaitu
paradigma teknologi
dan
paradigma ekonomi. Paradigma
teknologi mengedepankan pembangunan fisik
yang
menjamin kenyaman hidup
manusia.
Paradigma
ekonomi
lebih mengedepankan
pencapaian
kehidupan
modern
dalam
arti pemenuhan-pemenuhan
kehidupan
materiil
dan
mengesampingkan
kebutuhan non materiil duniawi. Contoh pengembangan
dana 20 %.
2. Kekuatan Ekonomi:
Manusia
Indonesia
tidak
terlepas
dari
modernisasi
seperti
teknologi
informasi
dan teknologi
komunikasi.
Neoliberalisme
pendidikan
membawa
dampak
positif
dan
negatif.
Positifnya
yaitu
pendidikan
menunjang
perbaikan
hidup
dan
nilai negatifnya
yaitu
mempersempit
tujuan
pendidikan
atas pertimbangan
efisiensi,
produksi,
dan
menghasilkan manusia-manusia yang
dapat
bersaing,
yaitu
pada
profit
orientit
yang
|