Home Start Back Next End
  
30
Ternate ke-9, Istana Kesultanan Ternate terletak pada dataran pantai di Kampung
Soa-Sio, Kelurahan Letter C, Kodya Ternate, Kabupaten Maluku Utara.
Istana kekar yang dikelilingi perbentengan ini, berubah fungsi menjadi Museum
Kesultanan Ternate, yang menyimpan, merawat dan memamerkan benda-benda
pusaka milik kesultanan seperti senjata, pakaian besi, pakaian kerajaan, perhiasan,
mahkota, topi-topi perang (helmet), alat-alat rumah tangga, naskah-naskah (Al Quran
kuna, maklumat, surat-surat perjanjian) dan sebagainya.
Senjata-senjata yang dipamerkan antara lain senapan, meriam kecil, peluru-peluru
bulat, tombak, parang dan perisai.
Mengenai senjata tradisional (tombak dan pedang/keris/parang) terdapat catatan
penting yang dikemukakan oleh Cornelis Speelman (1670) dan J.H. Toblas (1857) di
mana disebutkan mengenai ekspor senjata (tombak dan pedang) dari Kerajaan
Tobungku (Sulawesi Tenggara) ke Ternate dalam jumlah besar, terutama sebagai
upeti, mengingat pantai timur Sulawesi pada abad XVI-XVII menjadi wilayah
kekuasaan Ternate.
Beberapa budaya peninggalan kerajaan Ternate misalnya:
1.
Tari Cakalele
Tarian Cakalele atau tarian kebesaran adalah tarian perang yang saat ini lebih
sering dipertunjukan untuk menyambut tamu agung maupun untuk acara yang
bersifat adat.
Cakalele merupakan tarian tradisional Maluku yang dimainkan oleh sekitar 30
laki-laki dan perempuan. Para penari cakalele pria biasanya menggunakan parang
dan salawaku sedangkan penari wanita menggunakan lenso (sapu tangan).
Cakelele merupakan tarian tradisional khas Maluku.
Para penari laki-laki mengenakan pakaian perang yang didominasi oleh warna
merah dan kuning tua. Di kedua tangan penari menggenggam senjata pedang
(parang) di sisi kanan dan tameng (salawaku) di sisi kiri, mengenakan topi terbuat
dari alumunium yang diselipkan bulu ayam berwarna putih. Sementara, penari
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter