Home Start Back Next End
  
11
a.
Kebudayaan dalam Arsitektur
Kebudayaan selalu senafas dengan jamannya. Ekspresi budaya berupa
ilmu pengetahuan dan seni akan ditentukan oleh patron utama, yaitu
penguasa, Soekiman (2005). Kebudayaan akan mempengaruhi segala sistem
kehidupan. Rapoport (1963), menegaskan pendapatnya bahwa kebudayaan
akan mempengaruhi artefak, namun artefak tidak akan dapat mempengaruhi
kebudayaan itu sendiri.
Pendapat lain diutarakan oleh Mangunwijaya (1992), bahwa
kebudayaan berkaitan erat dengan pemikiran dan falsafah hidup. Kebudayaan
menyangkut segala aspek kehidupan, baik itu religi, sistem dan fungsi sosial
dan kesemuanya akan berpengaruh terhadap perkembangan arsitektur.
b.
Kebudayaan kolonial Belanda
Elemen-elemen penyusun bangunan merupakan sebuah simbol yang
memiliki makna tersendiri, dan dapat dipahami dan dipelajari melalui kajian
arsitektural. Soekiman (2011) memperjelas bahwa, orang-orang Belanda,
pemilik perkebunan, golongan priyayi, dan penduduk pribumi yang telah
mencapai pendidikan tinggi merupakan masyarakat papan atas pada saat itu.
Mereka ikut serta dalam penyebaran kebudayaan Belanda, lewat gaya hidup
yang serba mewah. Kebijakan pemerintah Belanda menjadikan
bentuk
arsitektur Hindia Belanda sebagai standar dalam pembangunan gedung-
gedung, baik milik pemerintah maupun swasta. Bentuk tersebut ditiru oleh
mereka yang bersatus sosial cukup baik, terutama para pedagang dari etnis
tertentu, dengan harapan agar memperoleh kesan pada status sosial yang
sama dengan para penguasa dan priyayi.
Bangunan kolonial Belanda juga merupakan bangunan yang tercipta
dari kebudayaan bangsa Belanda, baik secara murni, maupun yang sudah
dipadukan dengan budaya tradisional, dan kondisi lingkungan sekitar.
Bangunan kolonial memiliki makna dan simbol-simbol yang dapat dilihat
dari fungsi, bentuk, maupun gaya arsitekturnya.  
c.    Kebijakan pemerintah Hindia Belanda
Revolusi Industri di Eropa. Hal ini secara tidak langsung memberikan
dua pengaruh penting. Pertama, peningkatan kebutuhan bahan mentah,
menyebabkan timbulnya kota-kota adiministratur di Indonesia. Kedua,
berkembangnya konsep-konsep perencaan kota modern yang tercetus sebagai
tanggapan atas revolusi industri Misalnya konsep Garden City oleh Ebeneser
Howard. Kesemuanya ini juga mempengaruhi para arsitek asing dalam
berkarya Indonesia.
Politik cultuurstelsel
menyebabkan berkembangnya sistem
perkebunan dengan komoditi tanaman keras, dan pula dianggap sebagal awal
berkembangnya wilayah pertanian dan kota-kota administratur perkebunan
Politik Etis (Etische Politiek). Politik mempunyai dampak bagi
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter