11
memiliki otoritas untuk meredam emosi yang dirasakan. (2) Open Aggression,
bentuknya adalah pengekspresian dari emosi seperti kritik, sarkasme,
bertengkar, berdebat, yang dilakukan sebagai bentuk kepuasan diri tanpa
memikirkan orang lain. (3) Passive Aggression, dimana indvididu melakukan
sabotase karena individu merasa marah tetapi terlalu berbahaya jika diketahui
oleh orang lain hal ini terjadi karena individu tersebut memiliki kontrol.
(4)
Assertiveness, dengan cara ini dapat membantu mengembangkan hubungan
antar individu, karena terdapat proses diskusi antar individu mengenai hal
yang tidak menyenangkan dan diselesaikan bersama. Hal ini merupakan tanda
dari kedewasaan dan stabilitas. (5) Dropping Anger, remaja menyadari batasan
diri dan menerima kekurangan sehingga dapat mengontrol situasi (Israel,
2009).
2.1.3.
Diperlukan keinginan sendiri dan usaha untuk dapat mengatur emosi agar
dapat mengembangkan regulasi emosi. Usaha ini akan berkembang secara
bertahap sebagai hasil dari perkembangan otak dan kehadiran pengasuh yang
membantu anak untuk mengatur intensitas emosi dan mengajarkan mereka tentang
strateginya.
a.
Faktor instrinsik
Salah satu asumsi penelitian, yang teruji dengan baik. Mengenai Faktor
instrinsik dan regulasi emosi awal adalah perbedaan individu dalam
emosionalitas, atau reaktifitas temperamental yang memainkan peranan
penting dalam keterampilan regulasi emosi dalam menunjukkan emosi
|