Start Back Next End
  
4
4
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 
Kerja Otot
Bagi para ergonom, mengetahui tentang cara kerja otot merupakan hal
yang penting. Otot merupakan suatu jaringan yang memiliki panjang 10-400
mm dan berdiameter 0,01-0,1 mm dan berfungsi untuk menggerakan tulang
dalam tubuh manusia. Otot memiliki dua kemampuan dasar yaitu berkontraksi
dan relaks (Nurmianto, 2008, hal. 13).
Pada dasarnya otot memiliki banyak jenis berdasarkan fungsi dan letak
otot tersebut. Berikut beberapa jenis otot, antara lain:
a.
Otot bergaris: sering disebut dengan otot lurik, otot kerangka atau otot
sadar. Otot ini akan berkontraksi hanya bila dirangsang oleh pusat syaraf
pada tubuh manusia.
b.
Otot polos: sering disebut dengan otot tidak bergaris, otot licin atau otot tak
sadar. Berlawanan dengan mekanisme otot bergaris, otot ini dapat
berkontraksi meskipun tanpa adanya rangsangan dari pusat syaraf tubuh
manusia. Tetapi sebagian besar dari otot ini berkontraksi di bawah
pengendalian saraf otonomik (tak sadar).
c.
Otot sfingter: otot ini terletak mengelilingi lingkaran lubang keluar atau
masuknya saluran yang akan menutup jika terjadi kontraksi seperti pada
saluran lambung atau jantung. 
d.
Otot jantung: otot ini hanya ditemukan pada jantung. Otot ini mempunyai
kemiripan dengan otot sadar (Pearce, 2000).
Menurut
Nurmianto (Nurmianto, 2008, hal. 16)
“Sumber energi utama
bagi otot adalah dari pemecahan senyawa phosphat kaya energi dari kondisi
energi tinggi ke energi rendah, yang mana dalam waktu yang sama akan
menghasilkan muatan electron-statis dan menyebabkan gerakan relative dari
Molekul Actin dan Myosin.”.
     ATP (Adenosin Tri Phosphat)
   ADP (Adenosin Di Phosphat) + energi
Dari proses diatas menjelaskan bahwa sumber energi didapat ketika ATP
berubah menjadi ADP tanpa bantuan oksigen (anaerobic) dan membuat kadar
asam laktat dalam darah bertambah.  Begitu juga sebaliknya, ADP berubah
menjadi ATP dengan bantuan oksigen (aerobic) dan akan membentuk
karbondioksida dan air (Nurmianto, 2008, hal. 16).
Mekanisme kerja otot menyerupai sistem pegas, yaitu otot bergerak
dengan arah berlawanan terhadap otot lain atau biasa disebut dengan gerakan
antagonis. Gerakan antagonis berfungsi untuk mengendalikan dan
mengembalikan posisi tangan dan kaki pada posisi semula. Pada gerakan pelan
dan terkendali, otot penggerak dan antagonis berada pada posisi tegang.
Sedangkan pada keadaan sebaliknya yaitu pergerakan cepat, secara otomatis
otot-otot akan relaks (Nurmianto, 2008, hal. 15).
Menurut Nurmianto (Nurmianto, 2008, hal. 17), ada beberapa hal penting
yang harus diperhatikan dan sebisa mungkin dihindari, yaitu:
a.
Beban otot statis (static muscle loads)
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter