28
2.7.2.
Klasifikasi Piutang
Menurut Kieso, Weygandt dan Warfield (2010: 323) piutang dapat
diklasifikasikan menjadi :
1.
Current (short-term), yang dapat ditagih dalam satu tahun atau selama
siklus operasi berlangsung.
2.
Noncurrent (long-term), selain dari pada piutang current.
2.7.3.
Jenis-jenis Piutang
Berdasarkan pendapat Nafarin (2007: 294-295), Ada beberapa jenis piutang,
yaitu piutang surat berharga (contoh : bilyet giro belum jatuh tempo, bilyet giro
kosong, cek kosong dan cek mundur), beban bayar dimuka (contoh : sewa dibayar
dimuka, iklan bayar dimuka dan bunga bayar dimuka), setoran jaminan (contoh :
untuk keperluan garansi(jaminan) bank dan untuk keperluan menjalin hubungan bisnis
lainnya), piutang pajak (contoh : angsuran pajak, pajak masukan, kelebihan bayar
pajak dan lain-lain), pinjaman pekerja, piutang uang muka, piutang wesel, piutang
usaha dan piutang lainnya. Piutang wesel (notes receivable) adalah piutang yang
didukung janji tertulis dalam bentuk wesel. Piutang usaha (account receivable) adalah
piutang yang timbul sebagai akibat menjual barang atau jasa secara kredit dari usaha
pokok perusahaan
Menurut Weygandt, Kieso dan Kimmel (2011: 348), Receivables frequently
classified as (1) accounts receivable, (2) notes receivable, and (3) other receivables.
Accounts receivable are amounts owed by customers on account. They result from the
sale of goods and services. Notes receivable are claims for which formal instruments
of credit are issued as proof of the debt. Other receivables include non-trade
receivables. Examples are interest receivable, loans to company officers, advances to
employees, and income taxes refundable. Dan dapat diterjemahkan menjadi, Piutang
sering kali digolongkan menjadi ;
1.
Piutang usaha
(account receivable) adalah jumlah pembelian secara
kredit dari pelanggan yang timbul sebagai akibat dari penjualan barang
atau jasa.
2.
Wesel Tagih (notes receivable) adalah surat utang formal yang diterbitkan
sebagai bentuk pengakuan utang.
|