Start Back Next End
  
16
mare. Akan tetapi, jika ? dipakai sebagai nama perempuan, itu bisa dibaca sebagai
Nozomi. 
Pada zaman samurai, nanori atau jitsumei adalah nama resmi yang diberikan
kepada laki-laki bersamaan dengan upacara genpuku (Bryant, 2004).
Tomozawa (2001, hal. 158) menulis bahwa nama Jepang berbeda dari nama Cina
melalui pemilihan kanji dan cara bacanya.
Kebanyakan nama keluarga terdiri dari satu, dua, tiga kanji. Ada juga nama
keluarga yang terdiri dari 4 atau 5 kanji, seperti Teshigawara (????), Kutaragi
(????), dan Kadenokoji (?????)
(Hakes 2004, hal.112). Tetapi nama-
nama tersebut jarang dipakai. 
Kebanyakan nama depan memakai satu, dua, tiga kanji. Nama pria sering
memakai kanji hiro
(?, "lebar"), ki
(?, "pohon, berdiri"), dan
ta
(?, "besar").
Nama depan empat suku kata banyak dipakai, khususnya untuk anak laki-laki paling
tua. Nama depan wanita sering diakhiri dengan kanji ko "anak" (?) atau mi "cantik"
(?) (Hakes (2004, hal.121).
Pemakaian kanji –ko
(?)
dalam nama berubah banyak sepanjang sejarah.
Sebelum restorasi Meiji itu hanya dipakai oleh anggota keluarga kekaisaran. Setelah
restorasi itu menjadi populer dan banyak dipakai di era Taisho dan awal Showa.
Popularitas akhiran –ko
meningkat setelah pertengahan abad-20. Sekitar tahun 2006
karena orang Jepang banyak meniru nama artis, popularitas akhiran –ko menurun. Di
saat
sama, nama yang berasal dari barat dan ditulis dengan kana mulai populer
menjadi nama anak perempuan. Di tahun 2004 ada trend memakai hiragana dan
bukan kanji untuk memberi nama anak perempuan. Hakes (2004, hal. 121)
mengatakan itu berhubungan dengan memakai hiragana sebagai bentuk kebanggaan
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter