Start Back Next End
  
17
budaya, karena hiragana adalah tulisan asli Jepang. Ada juga alasan tidak
memberikan arti pada nama perempuan agar orang tidak menaruh harapan padanya.
Banyak nama keluarga yang bisa dikategorikan sebagai nama "-to". Kanji?,
yang berarti bunga wisteria, mempunyai onyomi  to. Banyak orang Jepang memiliki
nama keluarga dengan kanji?
sebagai kanji kedua. Hal itu dikarenakan klan
Fujiwara memberikan akhiran nama keluarga (myouji) dengan kanji pertama dari
nama mereka, untuk menjelaskan status mereka di zaman di mana rakyat jelata tidak
boleh memilki nama keluarga. Contohnya Kudou, Kondou, Saitou, Satou.
Nama
keluarga Jepang biasanya mengacu pada
nama tempat atau hal geografis
(Hakes
(2004, hal.120).
Terkadang nama keluarga ditulis dengan ateji, seperti kanji ????yang dibaca
sebagai Watanuki. Yamashita (1996, hal. 92) menulis ateji adalah persamaan fonetik
atau pengganti salah
dari kanji. Ateji
bisa dikatakan sebagai penulisan kata yang
memakai aksara kanji yang melambangkan bunyi fonetik dan mengabaikan arti
harafiah yang dikandung aksara tersebut.
Dalam sejarah, orang Jepang bisa memiliki beberapa nama untuk dipakai dalam
kesempatan berbeda. Nama yang sering dipakai adalah azana, imina or okurina dan
go (?) (nama pena, Haigo
atau Haimei
untuk penulis haiku, Kago
untuk penulis
Waka). Kadang seseorang bisa memiliki lebih dari 10 nama. 
Di abad 19 orang penting
memakai beberapa nama. Saat bangsawan dan samurai
mendapat promosi, mereka menerima nama baru. Saigo Takamori punya satu nama
saat lahir dan mendapat nama lain saat dewasa. Selain itu, dia menulis puisi dengan
nama berbeda (Mark, 2011). 
Nama kanji yang boleh dipakai di Jepang diatur oleh peraturan Departemen
Hukum Jepang. Pada Oktober 2004 terdapat 2.232 kanji nama (kanji jinmeiyou; ??
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter