Start Back Next End
  
25
Marconi kemudian menciptakan sebuah alat yang sangat terkenal di kala itu
yaitu disebut “Radio Music Box”. Alat tersebut kemudian diinovasi oleh David
Sarnoff, dalam memonya, Sarnoff mengusulkan agar pesawat penerima radio
diproduksi massal untuk dikonsumsi publik.
Pendirian radio siaran (broadcasting) kemudian dirancang pada tahun 1916
oleh Lee De Forest, ilmuwan penemu tabung hampa udara, sekaligus orang yang
pertama kali menyiarkan berita melalui radio.
Disusul pada tahun 1919 yang
merupakan siaran musik pertama kali siaran melalui radio oleh Frank Conrad. 
Tabung udara ciptaan De Forest kemudian dikembangkan oleh Edwin
Howard Amstrong untuk memperkuat sinyal radio hingga puluhan kilometer. Atas
upayanya tersebut, Amstrong dikenal sebagai “penemu radio FM”. (Romli, 2009: 12-
15)
2.1.3.2 Sejarah Radio di Indonesia
Pada 16 Juni 1965 di Batavia lahir sebuah stasiun radio siaran dengan nama
Bataviasche Radio Vereniging (BRV). Sejak itulah lahir berbagai radio lainnya yang
bermunculan di setiap daerah. Di Jakarta, Medan, dan Bandung dikenal adanya
Radio Omroep
(NIROM), di Surakarta ada Solossche Radio Vereniging, di
Jogjakarta Mataramsche Vereniging Voor Radio Omroep
(MAVRO) dan beberapa
radio lainnya. Dari sekian banyak radio saat itu yang terbesar adalah NIROM.
Kebesaran dan kelengkapan NIROM karena mendapat bantuan dari pemerintah
Hindia Belanda.
Zaman itu ternyata radio swasta sudah dikenakan kewajiban membayar
‘pajak radio’ oleh pemerintah Hindia Belanda yang hasilnya untuk mensubsidi
NIROM. NIROM dengan hak istimewanya mampu membangun stasiun-stasiun relay
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter