Start Back Next End
  
42
mendeskripsikan tentang “horror”.
8.
Hindari menyalahkan salah satu pihak karena memulai perselisihan
9.
Hindari laporan yang hanya berfokus pada penderitaan, ketakutan, dan keluhan
hanya dari satu sisi.
10.
Hindari penggunaan bahasa-bahasa yang menonjolkan sosok korban seperti
kata “miskin”, “hancur”, “tak berdaya”, “memelas”, “tragedy” yang semuanya
hanya menunjukkan hal apa yang telah dan mungkin dilakukan untuk
kelompok ini.
11.
Hindari penggunaan kata-kata emosional yang tidak tepat menggambarkan apa
yang telah terjadi kepada sekelompok orang.
12.
Hindari penggunaan kata sifat seperti “kejam”, “brutal”, dan “barbar”.
Penggunaan kata-kata seperti itu menjelaskan pandangan satu pihak terhadap
apa yang telah dilakukan oleh pihak lainnya.
13.
Hindari penggunaan label seperti kata “teroris”, “ekstrimis”, “kelompok
fanatik”, atau juga “fundamentalis”. Hal ini juga selalu terjadi sebagai
pemberian julukan dari “kita”, kepada “mereka”. Tak pernah ada orang yang
menggunakan kata tersebut untuk mendeskripsikan diri mereka, oleh karenanya
jika jurnalis menggunakan kata-kata tersebut itu berarti jurnalis sudah berpihak
kepada salah satu pihak.
14.
Hindari pemusatan perhatian hanya pada pelanggaran hak-hak asasi manusia,
perlakuan kejam, dan kesalahan dari satu sisi saja.
15.
Hindari pembentukan opini atau klaim yang seolah-olah sudah pasti.
16.
Hindari pujian atas perjanjian perdamaian yang dilakukan oleh para pemimpin
politik, yang hanya akan membawa kemenangan bagi militer ataupun gencatan
senjata, seperti seolah-olah telah tercipta perdamaian.
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter