Start Back Next End
  
-
Kepercayaan
Menurut agama tradisional Mentawai (Arat Sabulungan) seluruh benda hidup dan
segala yang ada di alam mempunyai roh atau jiwa (simagre). Roh dapat memisahkan
dari tubuh dan bergentayangan dengan bebas. Jika keharmonisan antara roh dan
tubuhnya tidak dipelihara, maka roh akan pergi dan dapat menyebabkan penyakit.
?
Konsep kepercayaan ini berlaku dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Kegiatan
keseharian yang tidak sesuai dengan adat dankepercayaan maka dapat mengganggu
keseimbangan dan keharmonisan roh di alam.
Upacara agama dikenal dengan sebagai punen, puliaijat atau lia harus dilakukan
bersamaan dengan aktivitas manusia sehingga dapat mengurangi gangguan. Upacara
dipimpin oleh para sikerei yang dapat berkomunikasi dengan roh dan jiwa yang tidak
dapat dilihat orang biasa. Roh makhluk yang masih hidup maupun yang telah mati
akan diberikan sajian yang banyak disediakan oleh anggota suku. Rumah adat (uma)
dihiasi, daging babi disajikan dan diadakan tarian (turuk) untuk menyenangkan roh
sehingga mereka akan mengembalikan keharmonisan. Selama diadakan acara, maka
sistem tabu atau pantangan (kekei) harus dijalankan dan terjadi pula berbagai
pantangan terhadap berbagai aktivitas keseharian.
Kepercayaan tradisional dan khususnya
tabu inilah yang menjadi kontrol sosial
penduduk dan mengatur pemanfaatan hutan secara arif dan bijaksana dalam ribuan
tahun.
?Bagaimanapun juga, sekarang kebudayaan tersebut berangsur hilang.
Populasi penduduk tumbuh dengan cepat dan sumberdaya alam dieksploitasi tanpa
mengindahkan peraturan tradisional sehingga berdampak menurunya daya dukung
lingkungan yang menjadi tumpuan kehidupan masyarakat Mentawai.
?Dalam
melakukan kegiatan berburu, pembuatan sampan, merambah/membuka lahan untuk
ladang atau membangun sebuah uma maka biasanya dilakukan secar bersama-sama
oleh seluruh anggota uma dan pembagian kerja dibagi atas jenis kelamin. Setiap
keluarga dalam satu uma membawa makanan (ayam, sagu, dll) yang kemudian
dikumpulkan dan dimakan bersama-sama oleh seluruh anggota uma setelah selesai
melaksanakan kegiatan/upacara.
Makanan pokok masyarakat di Siberut adalah sagu (Metroxylon sagu), pisang dan
keladi. Makanan lainnya seperti buah-buahan, madu dan jamur diramu dari hutan atau
ditanam di ladang. Sumber protein seperti rusa, monyet dan burung diperoleh dengan
berburu menggunakan panah dan ikan dipancing dari kolam atau sungai
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter