misalnya dokumentasi kehidupan flora dan fauna atau dokumentasi yang
mengangkat kehidupan anak jalanan, dan lain sebagainya. Selain itu, beberapa film
yang memang dibuat bukan untuk tujuan bisnis, justru dibuat dengan tujuan untuk
meraih penghargaan tertentu di bidang perfilman dan sinematografi. Film seperti ini
biasanya memiliki pesan moral yag sangat mendalam, estetika yang diperhatikan
detail-detailnya, dengan skenario yang disusun sedemikian rupa agar setiap gerakan
dan perkataannya dapat mengandung makna yang begitu kaya. Film seperti ini
biasanya tidak mudah dicerna oleh banyak orang, karena memang sasaran
pembuatannya bukan berdasarkan tuntutan pasar. Seni, estetika, dan makna
merupakan tolok ukur pembuatan film seperti ini. Contohnya di Indonesia seperti
film Pasir Berbisik yang di produseri oleh Christine Hakim dan Daun di Atas Bantal
yang berkisah mengenai kehidupan anak jalanan.
Kemudian klasifikasi berdasarkan genre film itu sendiri. Terdapat beragam genre
film yang biasa dikenal masyarakat selama ini, diantaranya :
Action
Komedi
Drama
Petualangan
Epik
Musikal
Perang
Science Fiction
Pop
Horror
Gangster
Thriller
Fantasi
Disaster / Bencana
2.4
Sejarah Perfilman Indonesia
2.4.1Periode 1900 - 1942
Era awal perfilman Indonesia ini diawali dengan berdirinya bioskop pertama
di Indonesia pada 5 Desember 1900 di daerah Tanah Abang, Batavia dengan
namaGambar Idoep yang menayangkan berbagai film bisu. Film pertama yang dibuat
Kasaroeng dan dibuat oleh dan L. Heuveldorp. Saat film ini dibuat dan dirilis, negara
Indonesia belum ada dan masih merupakan Hindia Belanda, wilayah jajahan
Kerajaan Belanda. Film ini dibuat dengan didukung oleh aktor lokal oleh Perusahaan
Setelah sutradara Belanda memproduksi film lokal, berikutnya datang Wong
bersaudara yang hijrah dari industri film Shanghai. Awalnya hanya Nelson Wong
|