![]() 12
umumnya sangatlah monoton meski isi puisinya sangat bagus. Oleh karena itu, Rendra
membuktikan dengan gaya pembacaannya yang berbeda namun sesuai dengan isi puisi.
Rendra membacakan sajak Khotbah di acara Poetry International Rotterdam
1971 dan mendapat sambutan yang luar biasa. Kelebihan Rendra dalam membawakan
puisinya, terutama pada dramatiknya, karena dia seorang dramawan juga. Puisi-puisi
yang dibawakannya bermula dari tempo yang lamban, mencapai klimaks dan kemudian
menurun ke anti klimaks.
Rendra turut membacakan puisi-puisinya di kampus-kampus, dan salah satunya
ITB tahun 1977 dengan membacakan Sajak Sebatang Lisong untuk dipersembahkan
untuk salah satu adegan film Yang Muda Yang Bercinta yang disutradarai
Sumandjaya.
Gambar 2.2.2.1.3 Willybrodus Surendra Bhawana Broto Rendra
Sumber: Burung Merak Press.
Namun, pada 1 Mei 1978, disaat ia membacakan puisinya di TIM, dia dilempari
amoniak, lalu ditangkap. Tuduhan padanya, puisi-puisinya dianggap menghasup publik.
Ia ditahan selama 5 bulan sebelum akhirnya dibebaskan, tanpa syarat. Sejak saat itu ia
tidak bebas lagi untuk membacakan puisi-puisinya di depan publik. Dimana
kebebasannya naik pentas dipersulit itu, Rendra sempat beralih ke dunia film. Ia sempat
main dalam film Al Kautsar, Terminal Cinta Terakhir, dan Yang Muda Yang
|