23
pemberian garansi.
b.
Benefit-driven Pricing: penetapan harga berdasarkan manfaat.
c.
Flare-rate Pricing: penetapan harga berdasarkan biaya aktual.
2.
Relationship pricing
Penetapan harga berdasarkan upaya untuk menarik, mempertahankan,
dan meningkatkan hubungan dengan para konsumen, seperti:
a.
Long-term contracts
Penetapan harga berdasarkan jangka waktu kontrak dengan insentif
harga dan non harga kepada pelanggan agar mereka bersedia
mengikat diri untuk jangka waktu yang lebih lama lagi.
b.
Price bundling
Penetapan harga dengan menjual satu atau lebih jasa dalam satu
paket. Keharusannya adalah harga satu paket harus lebih murah dari
harga satuannya.
c.
Efficiency pricing
Penetapan harga melalui pemahaman, pengelolaan, dan penekanan
biaya. Dampak dari penekanan biaya sendiri akan menghasilkan
output harga yang lebih murah terhadap para pelanggan.
Strategi penetapan harga jasa berdasarkan persepsi pelanggan terhadap
nilai yaitu:
1.
Nilai adalah harga murah.
a.
Discounting, penetapan harga disertai dengan potongan harga.
b.
Odd pricing, penetapan harga ganjil agar menghasilkan persepsi
murah.
c.
Synchro-pricing, pengelolaan harga berdasarkan sifat strategis.
d.
Penetration pricing, penetapan harga murah sebagai percobaan
untuk dijual di pasar yang bertujuan meraba pangsa pasar dan
segmen yang tepat.
2.
Nilai adalah sesuatu yang diinginkan dari sebuah jasa.
a.
Prestige pricing, penetapan harga mahal untuk kualitas prestisius.
b.
Skimming pricing, penetapan harga mahal dengan dana besar
promosi.
3.
Nilai adalah kualitas yang didapatkan:
a.
Value
pricing, penetapan harga berdasarkan paket kualitas dan
|