7
karena pengadaan bahan/barang yang dilakukan lebih banyak daripada yang
dibutuhkan.
2.
Fluctuation Stock adalah persediaan yang diadakan untuk menghadapi
fluktuasi permintaan konsumen yang tidak dapat diramalkan. Dalam hal ini
perusahaan mengadakan persediaan untuk dapat memenuhi permintaan
konsumen, apabila tingkat permintaan menunjukkan keadaan yang tidak
beraturan atau tidak tetap dan fluktuasi permintaan tidak dapat diramalkan
lebih dahulu. Jadi apabila terdapat fluktuasi permintaan yang sangat besar,
maka persediaan ini (fluctuation stock) dibutuhkan sangat besar pula untuk
menjaga kemungkinan naik turunnya permintaan tersebut.
3.
Anticipation Stock yaitu persediaan yang diadakan untuk menghadapi
fluktuasi permintaan yang dapat diramalkan, berdasarkan pola musiman yang
terdapat dalam satu tahun dan untuk menghadapi penggunaan atau penjualan
permintaan yang meningkat. Di samping itu anticipation stock dimaksudkan
pula untuk menjaga kemungkinan sukarnya diperoleh bahan-bahan sehingga
tidak mengganggu jalannya produk atau menghindari kemacetan produksi.
2.2
Metode Pengendalian Persediaan
2.2.1
ROP (Reorder Point)
Menurut Suswardji (2012, p.1074), yang dimaksud Reorder Point System
adalah titik / tingkat persediaan, dimana pemesanan kembali harus dilakukan,
model persediaan sederhana mengasumsikan bahwa penerimaan suatu pesanan
bersifat seketika, artinya model persediaan mengasumsikan bahwa setiap
perusahaan akan menunggu sampai tingkat persediaannya mencapai nol, sebelum
perusahaan memesan kembali dan dengan seketika kiriman yang dipesan akan
diterima.
Reorder Point dapat ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :
Reorder Point = (permintaan perhari) x (waktu tunggu untuk pemesanan baru
dalam hari)
= d x l
Dimana d dicari dengan membagi permintaan tahunan (D), dengan
jumlah periode yang digunakan (bisa dalam setahun, bulan dalam setahun
tergantung periode yang digunakan oleh perusahaan).
2.2.2
Safety Stock
Menurut Suswardji (2012, p. 1074), safety stock adalah persediaan yang
dilakukan untuk melindungi atau menjaga kemungkinan terjadinya kekurangan
bahan / barang, misalnya karena penggunaan bahan yang lebih besar dari
perkiraan semula atau keterlambatan dalam penerimaan bahan yang dipesan.
2.2.3
EOQ (Economic Order Quantity)
Menurut Pujawan, I. N (2010, p. 121) salah satu model sederhana yang
bisa digunakan untuk menentukan ukuran pesanan yang ekonomis adalah model
economic order quantity (EOQ). Model ini mempertimbangkan dua ongkos
persediaan di atas, yakni ongkos pesan dan ongkos simpan. Ongkos pesan yang
dimaksud adalah ongkos-ongkos tetap yang keluar setiap kali pemesanan
dilakukan dan tidak tergantung pada ukuran atau volume pesanan. Sedangkan
ongkos simpan adalah ongkos yang terjadi akibat perusahaan menyimpan barang
tersebut selama suatu periode tertentu.
|