perusahaan, fashion, dll. Warna merupakan sebuah per wakilan atau bahkan sebuah
obyek pengganti bahasa formal dalam mengkomunikasikan sesuatu misalnya: merah
perlamban g kemarahan, patriotisme, seksualitas; kemudian putih sebagai perlambang
kesucian, kebersihan, kebaikan dll.
Dari teori tersebut, penulis dapat menggolongk an makna warna hitam pada
kurotomesode memiliki fungsi warna seperti apa dalam pand angan masyak arat
Jepang. Khususn ya, setelah penulis memperoleh makna hitam secara konotasi, maka
tahap selanjutnya, makna konotasi tersebut dicocokkan pad a teori fun gsi warna,
sehingga dapat diketahu i fungsi warna manakah yang terkandung dalam warna
hitam kurotomesode.
2.2 Konsep Warna Goshiki
Konsep warna Goshiki merupakan salah satu konsep dalam ajaran agama
Buddha, Goshiki terdiri dari kanji ( ) go, yang artinya lima dan kanji ( ) iro,
yang artinya warna, maka jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia adalah konsep
lima warna yang ada dalam agama Buddha. Dalam konsep tersebut, warna
memiliki makna khusus sesuai dengan pengajaran agama Buddha itu sendiri.
Agama Buddha merupakan salah satu agama mayoritas masyarakat Jepang, maka
konsep pemikiran masyarakat Jepang memiliki keterkaitan erat dengan konsep
agama Buddha. Oleh karena itu, penulis menggunakan konsep lima warna agama
Buddha untuk meneliti kaitan makna dari warna hitam dengan teori semiotika.
Dalam filosofi Buddha, Baten (1992: 68) mengemukakan bahwa Goshiki atau
konsep lima warna memiliki tiga versi, yaitu :
The first says that they are symbolic of the gift of coarse silk of five
colors offered to the Shinto Gods. Second says that they relate to the words
of Buddha, one flower opens to five petals and bears fruit according to its
own nature. The third simply says that they represent the five primary
colors used in silk dyeing althought the five colors are not always the same
from set to set.
Terjemahan :
Yang pertama dikatak an bahwa lima warna tersebut merupakan simbol
dari pemberian akan lima warna sutra kasar yang diserahkan pada Dewa-
|