![]() These two dimensions are often presented as 'axes', where the
horizontal axis is the syntagmatic and the vertical axis is the paradigmatic. The
plane of the syntagm is that of the combination of 'this-and-this-and-this' (as in
the sentence, 'the man cried') whilst the plane of the paradigm is that of
the selection of 'this-or-this-or-this' (e.g. the replacement of the last word in the
same sentence with 'died' or 'sang'). Whilst syntagmatic relations are
possibilities of combination, paradigmatic relations are functional contrasts -
they involve differentiation. Temporally, syntagmatic relations refer
intratextually to other signifiers co-present within the text, whilst paradigmatic
relations refer intertextually to signifiers which are absent from the text
(Saussure dalam Chandler : 2007: 84)
Dari teori tersebut, penulis dapat memahami bahwa Ferdinand de Saussure
menekankan bahwa kedua dimensi tersebut sering dijelaskan menggunakan dua
sumbu (bagian), yaitu sumbu (bagian) horizontal adalah sintagmatik dan sumbu
(bagian) vertikal adalah paradigmatik.
Gambar 2.3 Relasi Sintagmatik dan Paradigmatik
Diperjelas dengan adanya gambar diatas, bagian sintagmatik merupakan
kombinasi dari the, dan man,dan cried, merupakan satu bagian atau urutan, seperti
tata kalimat SPOK atau SOPK yang merupakan satu bagian dari sintagmatik yang
memiliki ruang dan waktu yang sama. Sedan gk an bagian paradigmatik adalah seleksi
dari sang atau died atau cried. Bagian paradigmatik merupakan b agian seleksi, jika
kata tersebut diganti, maka akan menghasilkan fungsi atau makn a nilai yang berbeda.
Hal tersebut semakin diperjelas pada buku yan g berjudul Semiotika oleh Benn y
H.Hoed (2008) yang membantu dalam penjelasan secara rinci dan menjelaskan
bagaimana cara untuk mengaplikasian teori tersebut ke dalam sebuah penelitian,
|