19
2.4.2 Karakteristik Pacaran
Pacaran merupakan fenomena yang relatif baru, sistem ini baru muncul
setelah perang dunia pertama terjadi. Hubungan pria dan wanita sebelum
munculn ya pacaran dilakukan secara formal, dimana pria datang mengunjungi
pihak wanita dan keluarganya (DeGenova & Rice, 2005).
Menurut DeGenova & Rice (2005), p roses pacaran mulai muncul sejak
pernikahan mulai menjadi keputusan secara individual dibandingkan keluarga
dan sejak adanya rasa cinta dan saling ketertarikan satu sama lain antara pria dan
wanita mulai menjadi dasar utama seseorang untuk menikah.
Pacaran saat ini telah ban yak berubah dibandingkan dengan pacaran pada
masa lalu. Hal ini disebabkan telah berkurangn ya tekanan dan orientasi untuk
menikah pada pasangan yang berpacaran saat ini dibandingkan sebagaimana
budaya pacaran pad a masa lalu (DeGenova & Rice, 2005). Tahun 1700 dan
1800, pertemuan pria dan wanita yang dilakukan secara kebetulan tanpa
mendapat pengawasan akan mendapat hukuman. Wanita tidak akan pergi sendiri
untuk menjumpai pria begitu saja dan tanpa memilih-milih. Pria yan g memiliki
keinginan untuk menjalin hubungan dengan seorang wanita maka ia harus
menjumpai keluarga wanita tersebut, secara formal memperkenalkan diri dan
meminta izin untuk berhubungan dengan wanita tersebut sebelum mereka dapat
melangkah ke hubungan yang lebih jauh lagi. Orangtua memiliki pengaruh yang
sangat kuat, lebih dari yang dapat dilihat oleh seorang anak dalam
mempertimbangkan keputusan untuk sebuah pernikahan.
Tidak ada jaminan apakan hubungan pacaran yang dibina ak an berakhir
dalam pernik ahan, karena dalam berpacaran tidak ada komitmen untuk
melanjutkan hubungan tersebut ke jenjang yang lebih tinggi. Menurut Newman
& Newman (2006), f aktor utama yang menentukan apakah suatu hubungan
pacaran dapat berakhir dalam ikatan pernikahan ialah tergantun g pada ad a atau
tidakn ya kein ginan yang mendasar dari diri individu tersebut untuk menikah.
Bowman & Spanier ( 1978) mengatakan bahwa pacaran terkadang
memunculkan banyak harapan dan pikiran-pikiran ideal tentang diri
pasangannya di dalam pernikahan. Hal ini disebabkan karena dalam p acaran
baik pria maupun wanita berusaha untuk selalu menampilkan perilaku yang
|